Jakarta, – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar (PG) bidang Media dan Penggalangan Opini, Ace Hasan Syadzily, mengemukakan Golkar setuju pelaksanan Pemilu Serentak harus dievaluasi. Evaluasi mencakup fakta bahwa masyarakat lebih antusias untuk aktif dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) daripada Pemilihan Legislatif (Pileg).
“Hal ini bisa terlihat dari angka partisipasi pemilih yang lebih besar memilih Pilpres daripada memilih calon legislatif di berbagai tingkatan. Padahal dari segi peran, antara eksekutif dan legislatif, dalam hal kebijakan dua-duanya sangat penting dalam konteks peran pemerintahan,” kata Ace di Jakarta, Rabu (24/4).
Ia menjelaskan dalam penyelenggaraannya pun, KPU tidak memberikan porsi yang sama dalam hal penyelenggaraan pileg dibandingkan dengan pilpres. Ada debat Pilpres, tapi tidak diakomodasi debat Pileg. Dalam kampanye juga demikian. Perhatian publik lebih banyak tersedot untuk kampanye Pilpres daripada Pileg.
“Gagasan partai politik tidak banyak disampaikan dibanding gagasan Capres,” tutur Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini.
Dia melihat dari segi penyelenggaraan pemilu, semangat efisiensi penyatuan pemilu ini juga tidak tercapai. Jumlah TPS yang lebih banyak tentu berimplikasi terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan. Petugas KPPS jadi lebih banyak, pengawas pemilu juga menjadi bertambah dan tentu logistik pemilu juga demikian.
“Dalam hal pelaksanaan pencoblosan memerlukan waktu yang lebih lama. Belum lagi dalam perhitungan suara. Akibatnya para petugas TPS banyak yang kelelahan,” tuturnya.
Dia juga melihat faktor kelelahan juga terjadi pada saksi-saksi partai di TPS. Partai harus mengawasi pelaksanaan perhitungan lebih lama. Hal itu menuntut supaya menyediakan anggaran yang tidak sedikit untuk bayar saksi atau pun kegiatan lainnya.
“Semua masalah ini perlu pengkajian secara mendalam untuk menjadi bahan evaluasi pemilu 2019 ini,” tutup Ace.
Sumber :Beritasatu.com