Jakarta: Para pengamat memprediksi beberapa menteri Kabinet Indonesia Kerja jilid I akan dipertahankan di periode kedua pemerintahan Joko Widodo.
Mereka ialah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
“Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, seperti dari Media Indonesia, Senin, 21 Oktober 2019.
Sementara itu, kandidat yang akan masuk dari PDI-Perjuangan, lanjut Qodari, ialah Ryamizard Ryacudu dan Budi Gunawan. Selain itu, ada Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang dari Golkar, Hanif Dhakiri dari PKB, Victor Laiskodat dari NasDem, dan Suharso Monoarfa dari PPP. Dari Gerindra ada Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo.
“Dari Demokrat, saya belum berani menyimpulkan,” ujar Qodari.
Hal senada disampaikan pengamat politik Hendri Satrio. Selain nama-nama yang disampaikan Qodari, dia menambahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berpeluang besar bertahan.
“Terkait jatah kursi kabinet untuk parpol, PDIP mendapat porsi lebih banyak. Jika PDIP mendapatkan delapan kursi, sisanya dibagikan ke Golkar (tiga kursi), NasDem (tiga kursi), dan PKB (dua kursi),” tutur Hendri.
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengakui pihaknya menyerahkan komposisi kabinet kepada Presiden Joko Widodo. Kendati demikian, Golkar berharap Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang Kartasasmita bertahan di kabinet Jokowi.
“Pak Jokowi lebih tahu, tetapi ekspektasi kami, ya Pak Airlangga dan Agus Gumiwang tetap berada di kabinet,” kata Ace.
Menurut Ace, kinerja Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang dalam kabinet kerja sudah terbukti. “Pak Airlangga menguasai persoalan perindustrian, (menguasai) isu ekonomi sangat baik. Pak Agus sebagai menteri sosial memiliki capaian keberhasilan. Salah satunya ialah penurunan angka kemiskinan,” ujar dia.
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menilai wajar jika partainya mendapatkan jatah menteri paling banyak dalam kabinet Jokowi-Amin.
“Kami sudah menyampaikan susunan nama, tinggal beliau yang memilih. Paling banyaklah (kandidat yang diajukan). Kemungkinan berubah. Ada beberapa usulan ketika kongres terkait pertimbangan elektoral,” kata Hugo.
Hanya PDIP mengincar kursi menteri yang berbeda dengan komposisi periode pertama pemerintahan Jokowi.
“Masuknya partai nonkoalisi tidak berdampak bagi jatah PDIP. PDIP tetap yang terbanyak,” tandas Hugo.
Sumber : medcom.com