Jakarta- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mengapresiasi keberadaan lembaga-lembaga filantropi di Indonesia yang turut membantu negara menangani Covid 19. Menurutnya, filantropi adalah ketahanan Indonesia menghadapi pandemi Covid 19.
Hal itu disampaikan pada web seminar online dengan tema “Idul Fitri dan Filantropi Islam” yang digelar oleh Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu, (23/5/2020).
“Sesungguhnya ini filantropi membawa angin segar bagi ketahanan bangsa kita dalam menghadapi Covid 19. Negara harus berterima kasih kepada filantropi yang sudah terbangun dalam tradisi umat Islam Indonesia. Ada berbagai organisasi, NU, Muhammadiyah, Mathla’ul Anwar dan lain sebagainya. Mereka lahir menjadi kekuatan civil Islam yang begitu memberikan kontribusi besar secara mandiri bagi masyarakat dan tentunya negara Indonesia. Tentu ini harus sama-sama kita rawat. Kita bangun terus menerus karena disitulah daya tahan bangsa menghadapi berbagai tantangan termasuk Covid 19”, kata Ace.
“Akar kultural rakyat Indonesia sesungguhnya memiliki tradisi filantropi yang cukup tinggi. Indeks sosial kita termasuk filantropi itu sangat baik. Yang menggembirakan kita sejajar Skandinavia, seperti Norwegia, Denmark, Eslandia dan Finlandia. Ini akar yang cukup kuat yang bisa menumbuhkan daya tahan kita sebagai sebuah bangsa. Akar ini harapan saya harus terus ditumbuhkan”, lanjut Ace.
Selanjutnya Ace juga menyebut bahwa lembaga-lembaga filantropi membutuhkan kepercayaan masyarakat dan pengelolaan yang akuntabel.
“Yang harus kita lalukan adalah bagaimana kita mampu untuk menghimpun akar kultural kita yang begitu luar biasa untuk kemudian membangun trust terhadap lembaga-lembaga filantropi. Saya terus terang saja kenapa saya berzakat di Sosial Trust Fund (STF) karena saya ini pernah mahasiswa sejak rektornya Pak Quraish Shihab waktu lagi mengalami krisis 98. Alhamdulillah waktu itu banyak sekali guyuran beasiswa. Saya melihat apa yang dilakukan mahasiswa sekarang dalam kondisi sekarang membutuhkan uluran tangan kita. Makanya saya percayakan pada STF untuk kemudian dikelola untuk kepentingan pengembangan dunia pendidikan. Saya kira trust seperti ini penting untuk dibangun lembaga-lembaga filantropi seperti STF ini”, jelas Ace
“Yang paling penting yang kedua adalah pengelolaannya itu akutabel dan produktif baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang”, lanjut Ace.
Ace juga menyebut salah satu lembaga filantropi, yaitu Baznas yang menurutnya memiliki potensi yang sangat besar dalam mengelola zakat yang dikeluarkan umat Islam.
“Baznas menyebutkan potensi zakat kita itu sangat tinggi. Baznas menyebutkan potensi zakat kita itu sebesar 340 triliun. Tetapi faktualnya yang dikelola Baznas ini baru 9 triliun. Jadi masih jauh sekali”, ujarnya.
Dalam web seminar itu, Ace menyinggung pandemi Covid 19 dan meminta pemerintah konsisten dalam kebijakan penanganannya, serta tidak mengeluarkan kebijakan yang kontrversial. Selain itu, Ace juga mendesak pemerintah melakukan rapid test Covid 19 secara masal.
Pembicara lainnya, Azyumardi Azra menyebutkan jika masyarakat Indonesia pada dasarnya memiliki kemurahan hati yang tinggi. Ia menegaskan jika tingginya kemurahan hati muslim Indonesia jauh di atas negara-negara muslim lainnya.
“Saya ingin memulai pembicaraan ini bahwa sesungguhnya Indonesia adalah yang paling generous (murah hati) diantara negara-negara muslim yang lain. Saya juga beberapa tahun yang lalu, sudah agak lama diwawancarai TV CNN Internasional karena mereka kaget menemukan di dalam survei mereka bahwa dari tiga negara muslim yang mereka survei ternyata muslim Indonesia itulah yang paling generous”, ujar Azra.
Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Lubis yang juga menjadi pembicara menjelaskan bahwa filantropi adalah kebersamaan kita semua untuk saling membantu dan memberi solusi bagi permasalah yang ada.
“Dalam bahasa Arab-nya, takaful ijtima’i. Jadi kita saling memberi, ya tentu ada yang menerima tapi filantropi itu fokusnya pada yang memberi. Banyak dalam panduan Islam, kita harus memberi, karena yang memberi lebih baik dari yang menerima. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”, ujar Amany.