Jakarta, – Ketua DPP Partai Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sedang menyindir deklrarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Ace optimistis Presiden tak terganggu dengan keberadaan KAMI.
“Saya kira pernyataan Presiden Jokowi tidak dalam kaitannya dengan kemunculan KAMI ya. Presiden Jokowi tidak terganggu dengan manuver beberapa pihak yang menyatakan dirinya sebagai KAMI,” kata Ace, kepada Beritasatu.com, Minggu (23/8/2020).
Ace menanggapi soal pernyataan Presiden yang menilai banyak orang sudah lama berada di zona nyaman secara ekonomi maupun jabatan, dan merasa terusik saat ada perubahan. Menurut Ace, kalangan yang menolak perubahan hampir dipastikan kegerahan dengan kebijakan Presiden.
“Memang bagi pihak-pihak yang tidak ingin perubahan dan tidak siap perubahan, apa yang dilakukan Presiden Jokowi yang ingin melakukan transformasi Indonesia dan mengajak untuk melakukan lompatan besar, akan selalu merasa terusik,” ucap Ace.
Ace menuturkan, momentum pandemi Covid-19 ini seharusnya dimanfaatkan untuk membenahi cara kerja untuk memulihkan keadaan, terutama dari sektor ekonomi.
“Kita memang memerlukan langkah-langkah luar biasa atau extra ordinary setelah nanti kita keluar dari pandemi Covid-19,” imbuh Ace.
Ace menjelaskan, hal tersebut menuntut adanya perubahan perilaku dan pola pikir. Kerja-kerja yang selalu berbelit-belit sudah sepatutnya dihilangkan. Dari orientasi yang prosedural, lanjut Ace, harus menjadi lebih fokus pada hasil.
“Memang dengan perubahan seperti itu ada pihak-pihak yang dirugikan. Mereka yang biasanya mendapatkan keuntungan dari proses berbelit-belit, akan ada yang dirugikan,” ungkap wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Barat II ini.
Sebelumnya, Presiden menyebut banyak orang yang merasa terusik saat perubahan dilakukan. Awalnya, Jokowi menyinggung Reformasi 1998 sebagai upaya bersama melakukan perubahan besar-besaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Semangat Reformasi, menurut Presiden, sangat relevan dalam kehidupan sekarang, khususnya menghadapi krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Presiden menjelaskan berbagai perubahan fundamental sepatutnya dilakukan.
Presiden menginginkan agar momentum krisis dijadikan pijakan untuk menghadirkan lompatan-lompatan kemajuan. Presiden menyebut perubahan itu justru tidak mudah untuk dilakukan, karena terlalu banyak orang yang sudah lama berada di zona nyaman.
“Sudah terlalu banyak orang yang menikmati situasi yang enak, dan yang nyaman. Terlalu banyak orang yang sudah lama menikmati zona nyaman, zona nyaman secara ekonomi, zona nyaman karena status, sehingga merasa terusik ketika dilakukan perubahan-perubahan,” kata Presiden melalui videonya pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Partai Amanat Nasional (PAN), Minggu
Sumber :beritasatu.com