JAKARTA, – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Ace Hasan Syadzily menilai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Namun, ia menegaskan target tersebut dapat didorong melalui peran Danantara, lembaga pengelola aset strategis BUMN yang diposisikan sebagai sovereign fund atau dana abadi negara. “Salah satu target ambisius yang dilakukan oleh Danantara adalah mendorong bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional yang dicanangkan oleh Bapak Presiden sebesar 8 persen dalam jangka menengah dan jangka panjang,” kata Ace saat membuka seminar nasional Program Pendidikan Pimpinan Nasional Angkatan ke-25 (P3N 25) Lemhannas RI di Gedung Lemhannas, Jakarta, Senin (11/8/2025).
“Ini bukan sesuatu yang mudah tapi target yang disampaikan oleh Bapak Presiden salah satu instrumen utamanya adalah melalui investasi yang dilakukan oleh Danantara agar investasi tersebut bisa produktif dan dapat memanfaatkan secara efisien,” tambahnya. Menurut Ace, Danantara mendapat mandat besar karena mengelola aset BUMN dengan total nilai mencapai Rp 14.000 triliun.
Lembaga ini diharapkan menjadi instrumen pembiayaan utama untuk proyek-proyek strategis nasional. “Visi utamanya (Danantara) adalah jelas kita harus memiliki kemandirian dalam mewujudkan kesejahteraan, mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan eksternal dan memacu pembangunan domestik yang berkelanjutan,” jelas dia.
Ia menambahkan, pembentukan Danantara merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk melakukan transformasi ekonomi nasional yang berkelanjutan. Hal tersebut, lanjut Ace, bertujuan menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Danantara juga diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset strategis BUMN yang selama ini tersebar dan belum terkelola maksimal. Konsolidasi aset-aset ini akan dilakukan dalam kelembagaan profesional dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Ace menyebut, langkah tersebut akan menciptakan nilai tambah (value creation) yang lebih besar dan berkelanjutan bagi aset negara, sekaligus menjawab kebutuhan pembiayaan jangka panjang yang tidak dapat sepenuhnya bergantung pada APBN atau pembiayaan konvensional.
Sumber: kompas.com