Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menggelar Program Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXVI, di Gedung Lemhannas, Jakarta, Kamis (27/11/2025). Tahun ini, P3N fokus membahas arah baru transformasi pendidikan untuk memperkuat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Sebagai rangkaian acara, digelar Seminar Nasional Angkatan XXVI P3N yang menyoroti kebutuhan sistem pendidikan adaptif guna menjawab perubahan global dan menyiapkan SDM unggul menghadapi tantangan ekonomi baru.
Seminar dihadiri Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily serta menghadirkan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Tatacipta Dirgantara dan Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Founder For Your Passion (FYP) Singapura–Indonesia Monica Hynds. Mereka sependapat bahwa transformasi pendidikan adalah fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Ace Hasan menegaskan, pendidikan merupakan dasar kemajuan bangsa. Kualitas manusia menentukan arah masa depan negara di tengah kompetisi global. “Pendidikan merupakan faktor utama dalam memajukan suatu bangsa,” ujarnya.
Mantan anggota DPR itu mengatakan, manusia unggul tidak hanya diukur dari kecerdasan intelektual. Karakter kuat, kreativitas, kemampuan beradaptasi, dan semangat nasionalisme juga menjadi kunci di era perubahan cepat. “Kemajuan sebuah negara bertumpu pada kualitas SDM yang unggul,” tegasnya.
Ace Hasan memaparkan, dunia bergerak cepat akibat teknologi digital dan kecerdasan buatan. Perubahan geopolitik, geoekonomi, krisis iklim, dan dinamika demografi turut mengubah struktur pekerjaan global, membawa tantangan besar bagi pendidikan nasional.
“Diperkirakan sekitar 23 persen jenis pekerjaan akan mengalami transformasi sampai tahun 2027,” ucapnya.
Mengutip laporan Forum Ekonomi Dunia, ia menyebut otomatisasi akan melahirkan peluang baru. “Perlu diketahui bahwa diperkirakan akan ada 83 juta pekerja karena pekerjaannya akan tergantikan oleh otomatisasi,” kata Ace Hasan, seraya menyebut laporan yang juga memprediksi munculnya 69 juta jenis pekerjaan baru.
Ia menambahkan, ukuran ketahanan nasional kini tidak cukup berbasis kekuatan militer. Kemampuan manusia berinovasi dan bersaing global menjadi faktor strategis. “Realisasi Visi Indonesia Emas 2045 sangat ditentukan oleh bangsa kita sendiri dalam mengubah bonus demografi menjadi kekuatan ekonomi,” tuturnya.
Ace Hasan berharap, seminar melahirkan gagasan konkret yang dapat diterapkan. “Saya mengharapkan kepada seluruh peserta untuk aktif berpikir kreatif dan memberikan gagasan reflektif,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu juga menyampaikan arah kebijakan pendidikan nasional yang menekankan penguatan sekolah unggulan dan perguruan tinggi berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Ia menyebut langkah Presiden Prabowo Subianto yang fokus memperkuat model sekolah unggulan.
“Tentu kita bisa melihat langkah strategi yang dilakukan oleh Bapak Presiden Prabowo dengan mendorong Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat,” kata Ace.
Sementara itu, Monica Hynds membagikan pengalaman diaspora Indonesia dalam mempersiapkan talenta global. “Saya berpartisipasi di seminar ini untuk membagi pengalaman dan pembelajaran dari diaspora Indonesia,” ujarnya.
Ia menilai kompetensi global menjadi syarat penting untuk bersaing. “Supaya mereka nanti unggul di mana saja mereka bekerja di seluruh dunia,” katanya.
Seminar Nasional Angkatan XXVI ditutup dengan harapan lahirnya rekomendasi strategis untuk memperkuat sistem pendidikan nasional dan meningkatkan daya saing global menuju Indonesia Emas 2045.
Sumber: RM.id
























