Jakarta – Prabowo-Sandi menyetor perubahan visi-misi ke KPU. Tim Jokowimengkritik perubahan yang dilakukan sepekan menjelang debat itu.
“Kalau dicermati satu per satu visi-misi yang diserahkan ke KPU itu, 99 persen berbeda dengan dibandingkan dengan visi-misi yang sebelumnya,” kata jubir TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Kamis (10/1/2019).
Ace menyoroti pergantian visi-misi yang dilakukan sepekan sebelum debat perdana Pilpres 2019. Pergantian visi-misi ini dinilai bermasalah karena panelis debat sudah selesai menyusun pertanyaan. Lebih jauh, Ace menyebut Prabowo-Sandi tak siap dengan gagasan baru.
Ace meyakini Prabowo-Sandi terpaksa bongkar-pasang visi-misinya karena visi-misi sebelumnya disebutnya berantakan. Dia menilai visi-misi baru tersebut, yang dinilainya sama sekali berbeda dengan visi-misi sebelumnya, menjiplak visi-misi Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Ironisnya, bongkar-pasang visi-misi itu justru terlihat menjiplak visi-misi paslon 01 dan juga mengangkat apa yang sudah dikerjakan oleh Jokowi-JK dalam empat tahun ini. Jadi bongkar-pasang justru hasilkan karya jiplakan,” ujar politikus Golkar ini.
“Sehingga timbul pertanyaan mengenai kemampuan pasangan Prabowo-Sandi untuk menghadirkan gagasan segar, orisinal, dan otentik. Gagasan mereka justru mengulang ulang apa yang dikerjakan dan dibuktikan Jokowi-JK,” imbuh Ace.
Ace juga menyoroti perubahan tagline Prabowo-Sandi menjadi ‘Indonesia Menang’. Bagi Ace, tagline itu paradoks dengan yang selama ini dibicarakan Prabowo dalam kampanyenya.
“Jangankan menawarkan program aksi yang segar, rumusan visi-misi ajadiubah. Yang mana bisa dipercaya oleh publik karena pasangan calon No 02 memiliki visi-misi yang berubah-ubah. Jangan-jangan dekat pencoblosan akan ubah lagi visi-misinya. Ini akan menipu rakyat,” ujar Ace mengkritik.
“Tagline pasangan calon Prabowo-Sandi berubah menjadi ‘Indonesia Menang’. Ini paradoks dengan apa yang sering mereka nyatakan berkali-kali dengan nada pesimis: Indonesia Bubar atau Indonesia Punah. Dan ini juga tidak otentik karena Pak Jokowi sering menyebut Indonesia sebagai bangsa pemenang. Jiplak lagi. Ini bisa membuat Indonesia bukan menang, tapi menjadi ‘Indonesia Menang(is)’,” pungkasnya.
Sumber : detik.com