Jakarta-Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai idealnya Partai Gerindra sebagai pihak yang kalah dalam pemilu presiden tetap menjadi oposisi ketimbang merapat ke pemerintah. “Dalam konteks demokrasi tentu pihak yang kalah semestinya menjadi kelompok oposisi. Idealnya seperti itu,” ujar Ace dijumpai di Cikini, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dijadwalkan bertandang ke DPP Golkar untuk bertemu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pada Selasa sore. Ace bersama pengurus DPP Partai Golkar lain, Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo, Aziz Syamsudin, Zainudin Amali akan mendampinhi Airlangga.
Sebelumnya Prabowo sudah bertemu dengan sejumlah ketua umum partai di koalisi Jokowi, bekas seterunya dalam pemilihan presiden 2019. Mulai dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, Ketua Umum NasDem Surya Paloh, hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Menyusul gencarnya safari politik Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan peluang Gerindra masuk ke koalisi Jokowi sudah mencapai 98 persen. Partai besutan Prabowo Subianto itu hampir pasti merapat ke pemerintahan.
Meski demikian Gerindra baru akan mengambil keputusan dan mengumumkan sikap resmi arah politik partai dalam rapat kerja nasional Gerindra yang akan digelar 15-17 Oktober 2019. “Nanti keputusan itu akan diambil pada Rakernas,” kata Arief seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Selasa, 15 Oktober 2019.
Walau punya pendapat lain, Ace berujar Golkar menyerahkan persoalan menteri kepada presiden. Namun ia menilai akan lebih baik untuk keseimbangan politik bila ada partai yang beroposisi. “Kami punya pandangan sebaiknya, di era demokrasi seperti ini perlu ada keseimbangan politik. Caranya ada oposisi,” tutur Ace.
Sumber : Tempo.co