Jakarta – Indonesia hampir pasti mengalami resesi ekonomi pada bulan depan. Partai Golkar mewanti-wanti semua pihak bekerja keras agar Indonesia tak terjerembap terlalu dalam. Bagi Golkar, ada harapan ekonomi segera bangkit melihat tren positif perdagangan Indonesia.
“Justru itu tugas kita semua adalah bagaimana agar kita jangan masuk dalam resesi. Kita harus mendorong agar bangsa ini agar produktivitas ekonomi tetap terjaga, sehingga pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi diharapkan tidak melebihi dari kuartal kedua, -5,32%,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Senin (31/8/2020).
Ace menilai ada tren kebangkitan ekonomi, meski Indonesia akan memasuki resesi. Dia mendorong agar belanja pemerintah dioptimalkan.
“Indikatornya saya kira dapat dilihat tren yang positif. Perdagangan kita surplus. Kita seharusnya mendorong belanja pemerintah seoptimal mungkin agar dapat menstimulasi pergerakan ekonomi agar terus berjalan baik di pusat maupun di daerah,” ujar Ace.
Lebih lanjut, Ace bicara soal bantuan sosial (bansos) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Bantuan-bantuan bagi pelaku usaha pun dinilai mendorong pemulihan ekonomi.
“Termasuk juga soal berbagai bantuan perlindungan sosial diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjaga daya beli. Selain itu, berbagai stimulan bagi pelaku usaha juga terus dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi agar cepat dilakukan,” ucap Ace.
Kebijakan tersebut, menurut Ace, bagian dari cara pemerintah untuk ‘gas dan rem’ terkait penanganan kesehatan dan dampak ekonomi. Oleh karena itu, Ace menilai semua pihak harus bekerja keras agar Indonesia tetap terjaga dari perlambatan yang bisa timbulkan resesi.
“Berbagai kebijakan itu, baik penanganan kesehatan dan penanganan dampak ekonomi dan sosial merupakan bagian dari kebijakan rem dan gas yang dilakukan pemerintah. Kita harus kerja keras agar ekonomi kita tetap harus terjaga dari perlambatan yang bisa menimbulkan resesi,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud Md menyebut Indonesia akan dilanda resesi ekonomi bulan depan. Kendati demikian, resesi itu tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Mahfud mengatakan imbauan pemerintah untuk hidup normal kembali dengan menyadari COVID-19 kurang efektif karena saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengenakan masker dan berkerumun seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Padahal virus Corona ini sangat nyata sebagai musuh atau dapat membahayakan kehidupan sehari-hari.
“Sementara kehidupan ekonomi turun terus. Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara temu seniman dan budayawan Yogya di Warung Bu Ageng, Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/8).
Sumber : Detik.com