Jakarta — Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengenang sosok mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia era BJ Habibie, Fahmi Idris sebagai politikus senior yang gigih dan penuh pengalaman.
Menurut Ace, kemajuan Golkar hingga saat ini tak lepas dari peran Fahmi yang dinilai sebagai politikus paket lengkap dan patut ditiru pada politikus muda, terutama kader Golkar.
“Sosok Fahmi Idris ini merupakan politikus yang lengkap. Patut ditiru para politikus muda, khususnya kader Partai Golkar. Kami sangat kehilangan salah satu politikus panutan di Indonesia,” kata dia dalam keterangannya, Minggu (22/5).
Selain aktif sebagai politikus, Ace menyebut Fahmi sebagai sebagai pembelajar. Belum lama ini, katanya, Fahmi baru mendapat gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Andalas, Padang. Penganugerahan gelar kepada Fahmi itu juga dihadiri Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Ace bercerita momen terakhir saat dirinya bertemu dengan almarhum usai menyelesaikan program doktor bidang filsafat di Universitas Indonesia. Ace sempat berkelakar bahwa bidang studi yang diambil Fahmi tidak ringan.
“Saya berkelakar kepada beliau, program studi yang beliau ambil ini berat sekali. Namun, beliau menyampaikan kepada saya, ‘pikiranku itu harus terus dipakai untuk berpikir agar tidak pikun, Adinda’. Demikian kelakar beliau kepada saya,” katanya.
Ace menyebut Fahmi Idris sebagai politikus yang gigih dan memiliki segudang pengalaman baik di pemerintahan terlebih di dunia politik. Namanya diketahui pernah menduduki sejumlah posisi penting sejak akhir 90an hingga awal pemerintahan Presiden SBY.
Mengawali Karis sebagai aktivis di tahun 1966, Fahmi kemudian sempat menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah pemerintahan Presiden ke-3 BJ Habibie. Posisi itu ia jabat mulai 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.
Fahmi kemudian dipercayakan untuk menjabat Menteri Perindustrian (Menperin) saat masa kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Fahmi Idris menjabat Menperin sejak 5 Desember 2005 hingga 20 Oktober 2009.
“Almarhum yang mengawali kariernya sebagai aktivis mahasiswa 1966 dan setelah itu menjadi pengusaha yang tergabung dalam kelompok Kodel atau Kongsi Delapan bersama dengan pengusaha pribumi seperti Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan lain-lain,” katanya.
Fahmi dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (22/5) di RS Medistra. Ia disemayamkan di Rumah Duka, Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan, dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Sumber :.cnnindonesia.com/