Bandung-Ketua DPD Partai Golkar Jabar Tubagus Ace Hasan Syadzili menginstruksikan agar para anggota pengajian Al-Hidayah wajib memenangkan Partai Golkar dan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran. Sebab, pengajian Al-Hidayah didirikan oleh Partai Golkar sehingga harus berkomitmen dan konsisten terhadap partai berlambang pohon beringin tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Ace Hasan saat silaturahmi dengan Pengurus Daerah Pengajian (PDP) Al-Hidayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) di Aula HBS Cimareme, KBB, Selasa (9/1).
Silaturahmi tersebut dihadiri anggota pengajian Al-Hidayah dari Cimareme, Padalarang, Cisarua, Citat, Parongpong, Cihampelas, Gununghalu, Rongga, Cipongkor, Ngamprah, Lembang, dan Cipeundeuy.
Ace menegaskan, calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung Partai Golkar, yaitu, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran). Tugas utama anggota pengajian Al-Hidayah adalah mengenalkan Prabowo-Gibran ke masyarakat. Jelaskan alasan kenapa masyarakat harus memilih Capres-Cawapres nomor urut 2 tersebut.
“Ibu-ibu tugas utamanya Al-Hidayah sampaikan ka tatanggi (ke tetangga) ibu bahwa kenapa kita memilih Pak Prabowo, kenapa kita memilih calon wakil presidennya Mas Gibran. Karena, program-program Prabowo-Gibran sangat membantu ibu-ibu,” ujarnya.
Menurutnya, jika Prabowo-Gibran terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, akan ada program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah. Susu gratis untuk anak sekolah. Makanan bergizi untuk ibu hamil, menyusui, dan balita.
“Ini demi masa depan generasi penerus bangsa. Tidak mungkin bangsa ini maju jika generasi setelah kita tidak sehat, tidak pintar, tidak berilmu. Sementara, dengan tiga hal itu bangsa kita akan maju. Golkar bersama Prabowo Gibran memikirkan masa depan bangsa,” katanya.
“Saya Komisi VIII DPR, terus berjuang bagaimana caranya agar tingkat kemiskinan bisa ditekan dengan cara memberikan kesehatan, pemenuhan kebutuhan dasar, termasuk pendidikan,” sambungnya.
Sebab jika ingin menjadi negara maju, lanjutnya, tiga hal harus terpenuhi. Pertama, sehat, kedua, harus pintar karenanya pendidikan menjadi sangat penting diperjuangkan, ketiga, ekonomi harus kuat.
“Tiga hal tersebut diperjuangkan oleh Partai Golkar dan Prabowo-Gibran. Jadi kalau ada anggota pengajian Al-Hidayah tidak mendukung Prabowo-Gibran berarti tidak sejalan dengan Golkar,” ucapnya.
“Siap memenangkan Prabowo-Gibran!? Siap menenangkan Partai Golkar!?” seru Ace dalam forum silaturahmi tersebut.
Seruan itu pun dijawab serentak oleh ibu-ibu, “Siaaaap!”
Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini mengatakan, selalu terharu jika menghadiri acara Pengajian Al-Hidayah. Sebab dirinya teringat akan almarhumah ibu yang semasa hidup menjabat sebagai Ketua Pengajian Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Beliau pejuang yang luar biasa untuk ibu-ibu pengajian. Ke mana-mana selalu memenuhi undangan pengajian masyarakat. Alhamdulillah, kenapa ibu saya cinta kepada Al-Hidayah, karena Al-Hidayah dibentuk oleh Partai Golkar. Jadi pengajian Al-Hidayah sudah menjadi bagian dari hidup saya,” katanya.
Karena itu, kata dia, ingin pengajian Al-Hidayah istikamah di Partai Golkar. Kang Ace walaupun anggota Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), tetapi jati diri sebagai politisi Partai Golkar tidak hilang.
“Saya dipercaya oleh Pengurus Besar NU (PBNU) sebagai Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI) PBNU, tapi Golkar saya tidak hilang,” tuturnya.
Ace juga mengatakan, Golkar bukan partai agama, tetapi memperjuangkan nilai-nilai agama. Saat ini Partai Golkar memiliki tiga organisasi keagamaan, yaitu, pengajian Al-Hidayah, Majelis Dakwah Islamiyah (MDI), dan Satuan Karya Ulama (Satkar Ulama).
“Satu-satunya partai yang memiliki organisasi keagamaan adalah Partai Golkar. Walaupun Golkar bukan partai pengusung nilai-nilai agama, tetapi Golkar selama ini telah terbukti menjadi partai yang memastikan agar nilai-nilai agama selalu mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Yang paling penting, sambungnya, bagaimana agar nilai-nilai agama mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara. Tujuan politik adalah, dua, pertama bagaimana menyiasati urusan dunia.
“Bagaimana caranya agar jangan sampai kebijakan keluar dari rel agama. Jangan sampai, misalnya, pendidikan agama dihapus di dalam sistem pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Ia pun mencontohkan perjuangan politik Komisi VIII DPR dalam menekan biaya haji dari Rp105 juta menjadi Rp93,4 juta. Jika bukan karena politik, tidak mungkin biaya penyelenggaraan ibadah haji 2024 bisa ditekan agar lebih terjangkau oleh masyarakat.
“Pemerintah mengusulkan biaya haji Rp105 juta per jemaah. Namun di Komisi VIII DPR, ditekan menjadi Rp93,4 juta. Itu adalah perjuangan politik. Kedua, tujuan politik adalah mengelola urusan dunia untuk akhirat,” pungkasnya.
Sumber: https://kumparan.com