Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI melalui pernyataan gubernur mereka, Ace Hasan Syadzily, memprediksi konflik antara Thailand dan Kamboja tidak akan meluas.
Menurut pengamatan Lemhannas, konflik Thailand-Kamboja dapat diatasi lewat perundingan.
Terbaru, Thailand dan Kamboja sepakat gencatan senjata segera dan tanpa syarat dalam pertemuan di Putrajaya, Malaysia, Senin (28/7) waktu setempat.
“Karena situasinya saya kira dapat diatasi dengan penyelesaian yang lebih damai, dan saya kira semua negara-negara ASEAN punya keprihatinan yang sama untuk dapat menyelesaikan berbagai potensi meluasnya konflik tersebut,” tutur Ace di sela seminar nasional P4N LXVIII di Kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Selasa (29/7).
Melalui forum ASEAN, lanjut Ace, stabilitas di kawasan ASEAN perlu dijaga. “Masing-masing harus diingatkan kembali tentang perjanjian komunitas dalam konteks stabilitas keamanan kawasan,” kata Ace.
Ace menuturkan, baik Thailand maupun Kamboja sebagai sesama anggota ASEAN memiliki komitmen menjaga perdamaian dan hubungan yang saling memahami serta menghormati antara satu negara dengan negara yang lain.
“Dan kami meyakini bahwa mudah-mudahan dalam waktu cepat bisa diselesaikan perdamaian tersebut,” ujar Ace.
Konflik Thailand dan Kamboja memanas belakangan ini. Kedua negara melakukan baku tembak di perbatasan pada 28 Mei 2025, yang mengakibatkan seorang prajurit Kamboja tewas.
Pada 21 Juli, insiden ledakan ranjau terulang yang mengakibatkan lima prajurit Thailand terluka di daerah sengketa di perbatasan Thailand-Kamboja. Ranjau-ranjau tersebut sisa perang zaman dahulu yang belum dibersihkan.
Pertempuran pecah tiga hari kemudian, mengakibatkan 35 orang tewas dari kedua belah pihak dan lebih dari 260.000 penduduk mengungsi.
Militer Kamboja sempat menggunakan BM-21 “Grad” Multiple-Launch Rocket System (MLRS) untuk menembakkan roket ke wilayah Thailand. Sementara itu, Thailand mengerahkan sejumlah jet tempur F-16.
Sumber: Indonesiandifence.com