Partai Golkar membentuk kelompok relawan bernama ‘Gojo’ (Golkar Jokowi) untuk memenangkan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019. Seiring dengan ramainya desakan agar Jokowi harus mengambil cuti pada saat kampanye, Ketua DPP Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini Ace Hasan Syadzily menegaskan, pembentukan Gojo bukan sebagai bentuk curi start kampanye untuk Pilpres 2019.
Ace juga menegaskan Gojo tidak akan melakukan kampanye secara terang-terangan. Melainkan akan melakukan sosialisasi melalui aktivitas para relawan.
“Ini gerakan voluntary, bukan seperti halnya gerakan politik. Sosialisasi atas nama partai tidak boleh untuk disampaikan kepada masyarakat, tetapi menggunakan instrumen relawan itu memang tidak ada aturan yang menghalangi untuk mensosialisasikan Pak Jokowi di level grass root (akar rumput) dengan menggunakan mesin insisiatif dari masyarakat,” kata Ace di Kantor DPD Golkar DKI, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (16/3).
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Nasional Gojo Rizal Malarangeng juga menyatakan bahwa pihaknya tidak bertujuan untuk kampanye terbuka, tetapi lebih kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial.
“Makanya tadi penekanannya simpatik, lagu yang menyenangkan, soft politics, ini bukan hard campaign. Membagi 3000 buku, kan lumayan. Jadi itulah bentuk-bentuknya yang memungkinkan kita bisa mengekspresikan diri sekarang,” kata Rizal.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar DKI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Gojo tidak memiliki SK yang diturunkan dari DPP Golkar. Meskipun inisiatif lahirnya Gojo berasal DPP Golkar.
“Jadi ini juga harus kita bedakan. Untuk temen-temen KPU yang baca berita ini, bahwa Gojo ini organisasi tersendiri, tidak ada SK. Kebetulan memang isinya memang kader-kader partai Golkar di bawah kordinator Pak Celi. Karena memang bukan organ partai politik,” pungkas Agus.
Sumber : Kumparan.com