Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily optimistis Indonesia bisa menjadi pusat industri halal dunia. Hal itu bisa dicapai dengan memastikan produk makanan dan minuman yang diproduksi termasuk obat-obatan betul-betul dijamin kehalalannya.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu saat menjadi narasumber Workshop Aplikasi Sistem Informasi Halal dan Self Declare bagi pelaku usaha di Hotel Sutan Raja Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (2/4/2023).
“Acara ini tentu penting, terutama bagi pelaku usaha. Karena kita ingin Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung mendapatkan kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan maupun minuman sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh syariat agama kita,” jelas pria yang akrab disapa Kang Ace dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (2/4/2023).
Kang Ace menyampaikan pihaknya berterima kasih kepada BPJH yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang telah memfasilitasi acara ini. UU No 33 Tahun 2014 itu selanjutnya telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang di dalamnya disisipkan pasal yang mewajibkan pelaku usaha mikro dan kecil untuk memiliki sertifikat halal bagi produk olahannya.
“Ya karena ini merupakan perintah dari undang-undang, maka kewajiban dari semua warga negara Indonesia yang melakukan usaha. Kemudian usaha tersebut memproduksi makanan dan minuman, termasuk juga obat-obatan untuk dilakukan sertifikasi halal,” sambung Kang Ace.
“Tentu saya punya harapan yang sangat besar di bawah kepemimpinan, Muhammad Aqil Irham, target-target sertifikasi halal sesuai dengan UU Nomor 33 tahun 2014 ini bisa tercapai,” harap Kang Ace.
Kang Ace yang terlibat dalam proses penyusunan undang-undang tersebut berharap Indonesia bisa segera menjadi pusat halal dunia.
“Saat ini menurut The Global Islamic Economy Indicator bahwa kita ini masih belum mampu menjadi pusat halal dunia. Walaupun dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan yang begitu sangat tajam,” papar Kang Ace.
Kang Ace melihat justru di negara-negara seperti Malaysia, Australia, juga Selandia Baru produk halalnya semakin baik dan diakui oleh dunia.
“Saya kemarin berkesempatan ke Selandia Baru disana jaminan produk halalnya luar biasa. Sehingga kita nyaman untuk bisa mengkonsumsi makanan-makanan yang dihasilkan oleh negara tersebut,” tutur Kang Ace.
Namun, Kang Ace yakin Indonesia juga mampu mengembangkan industri halal. Bukan saja soal makanan, tapi juga keuangan syariah hingga fesyen, termasuk di kosmetik yang harus dijamin kehalalannya.
“Jilbab kita apalagi di Kabupaten Bandung ini, salah satunya adalah penghasil terbesar tekstil, bukan saja di Jawa Barat tapi mungkin di seluruh Indonesia sudah waktunya kedepan dapat melahirkan industri fashion muslim dan muslimah terbesar di dunia,” sebut Kang Ace.
Selain itu, Kang Ace menjabarkan di bidang pariwisata pemerintah saat ini tengah mendorong iklim dan ekosistem pariwisata halal yang patut didukung bersama.
“Kabupaten Bandung ini sangat potensial, di tengah kontraksi Kota Bandung yang luar biasa kan pada akhirnya para wisatawan larinya tidak ke mana, pasti ke Kabupaten Bandung juga,” ungkap Kang Ace.
Kang Ace mengajak Pemerintah Kabupaten Bandung membuat ekosistem pariwisata halal yang betul betul kompetitif. Sebab, hal itu akan menjadi peluang usaha dan alternatif wisata halal di Jawa Barat.
“Ya karena itu kita akan terus mendorong kebangkitan pariwisata halal ini melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar peluang-peluang itu bisa dimanfaatkan oleh kita,” cetus Kang Ace.
Dikatakan Kang Ace sejumlah wisatawan terutama dari Timur Tengah kini tengah membidik daerah dan destinasi pariwisata baru yang nyaman bagi mereka. Ia menekankan jangan sampai peluang itu justru diambil negara lain seperti Malaysia dan Thailand.
“Ada memang kunjungan wisata dari Arab Saudi atau dari negara Timur Tengah lainnya ke Indonesia, namun ya cuma ke Puncak (Bogor) saja, dan itu jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand,” sebut Kang Ace.
Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, lanjut Kang Ace, tentunya wajib menjamin agar setiap warga negaranya senantiasa dapat mengkonsumsi makanan dan produk lainnya yang terjamin kehalalannya. Ia menjabarkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian merupakan salah satu pemimpin yang paling depan agar dunia usaha memiliki kemudahan dalam mendapat sertifikasi halal.
“Kita ini negara muslim dengan jumlah penduduk terbesar. Tentu akan memberi tempat terbaik untuk produk halal. Coba kalau sebuah produk tidak diketahui kehalalannya pasti tidak akan bakalan laku,” terang Kang Ace.
Sementara itu, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Muhammad Aqil Irham mengatakan BPJPH mengembangkan aplikasi SIHALAL untuk memudahkan pelaku usaha dalam mengurus sertifikasi halal. Dengan aplikasi tersebut, pengurusan sertifikat halal menjadi mudah dan murah. Transformasi digital layanan sertifikasi melalui SIHALAL juga diharapkan dapat mempercepat pengembangan ekosistem halal di Indonesia.
“Workshop aplikasi SIHALAL ini dimiliki BPJPH untuk melayani semua pelaku usaha secara online.Karena saat ini sudah tidak ada lagi pelayanan yang sifatnya offline,” kata Aqil.
Aqil menjelaskan usaha literasi digital yang dilakukannya selama ini masih belum memadai. Oleh sebab itu perlu ada pengenalan dan pelatihan-pelatihan pemanfaatan aplikasi halal tersebut kepada masyarakat.
“Alhamdulillah kemarin kita sempat mendapat rekor muri karena pelatihan secara online terbanyak hingga mencapai 1.116 titik,” ucap Aqil.
Ia berharap semua orang bisa ikut berpartisipasi dalam proses sertifikasi halal ini.
“Nah kalau ada kesulitan, mari kita belajar bersama-sama. Mari kita tanya ke pendamping masing-masing untuk memudahkan,” ujar Aqil.
Selain itu, Kang Ace menjabarkan di bidang pariwisata pemerintah saat ini tengah mendorong iklim dan ekosistem pariwisata halal yang patut didukung bersama.
“Kabupaten Bandung ini sangat potensial, di tengah kontraksi Kota Bandung yang luar biasa kan pada akhirnya para wisatawan larinya tidak ke mana, pasti ke Kabupaten Bandung juga,” ungkap Kang Ace.
Kang Ace mengajak Pemerintah Kabupaten Bandung membuat ekosistem pariwisata halal yang betul betul kompetitif. Sebab, hal itu akan menjadi peluang usaha dan alternatif wisata halal di Jawa Barat.
“Ya karena itu kita akan terus mendorong kebangkitan pariwisata halal ini melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar peluang-peluang itu bisa dimanfaatkan oleh kita,” cetus Kang Ace.
Dikatakan Kang Ace sejumlah wisatawan terutama dari Timur Tengah kini tengah membidik daerah dan destinasi pariwisata baru yang nyaman bagi mereka. Ia menekankan jangan sampai peluang itu justru diambil negara lain seperti Malaysia dan Thailand.
“Ada memang kunjungan wisata dari Arab Saudi atau dari negara Timur Tengah lainnya ke Indonesia, namun ya cuma ke Puncak (Bogor) saja, dan itu jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand,” sebut Kang Ace.
Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, lanjut Kang Ace, tentunya wajib menjamin agar setiap warga negaranya senantiasa dapat mengkonsumsi makanan dan produk lainnya yang terjamin kehalalannya. Ia menjabarkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian merupakan salah satu pemimpin yang paling depan agar dunia usaha memiliki kemudahan dalam mendapat sertifikasi halal.
“Kita ini negara muslim dengan jumlah penduduk terbesar. Tentu akan memberi tempat terbaik untuk produk halal. Coba kalau sebuah produk tidak diketahui kehalalannya pasti tidak akan bakalan laku,” terang Kang Ace.
Sementara itu, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Muhammad Aqil Irham mengatakan BPJPH mengembangkan aplikasi SIHALAL untuk memudahkan pelaku usaha dalam mengurus sertifikasi halal. Dengan aplikasi tersebut, pengurusan sertifikat halal menjadi mudah dan murah. Transformasi digital layanan sertifikasi melalui SIHALAL juga diharapkan dapat mempercepat pengembangan ekosistem halal di Indonesia.
“Workshop aplikasi SIHALAL ini dimiliki BPJPH untuk melayani semua pelaku usaha secara online.Karena saat ini sudah tidak ada lagi pelayanan yang sifatnya offline,” kata Aqil.
Aqil menjelaskan usaha literasi digital yang dilakukannya selama ini masih belum memadai. Oleh sebab itu perlu ada pengenalan dan pelatihan-pelatihan pemanfaatan aplikasi halal tersebut kepada masyarakat.
“Alhamdulillah kemarin kita sempat mendapat rekor muri karena pelatihan secara online terbanyak hingga mencapai 1.116 titik,” ucap Aqil.
Ia berharap semua orang bisa ikut berpartisipasi dalam proses sertifikasi halal ini.
“Nah kalau ada kesulitan, mari kita belajar bersama-sama. Mari kita tanya ke pendamping masing-masing untuk memudahkan,” ujar Aqil.
Sumber: detik.com/detik/