BANDUNG – Program hilirisasi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, harus sukses dilaksanakan karena dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Hal itu diungkapkan Gubernur Lembaga Ketahanan Republik Indonesia (Lemhanas RI), Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat memberikan sambutan di acara wisuda Universitas Bale Bandung (Unibba), Sabtu (30/11/2024).
Pria yang akrab disapa Kang Ace ini mengatakan, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menyukseskan program hilirisasi untuk semua komoditas yang dimiliki Indonesia.
“Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita, sehingga rakyat dapat mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas harus bisa dinikmati dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ace.
Hilirisasi, ujar Ace, adalah proses pengolahan dan transformasi suatu bahan baku atau sumber daya alam (SDA) menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Karena itu, universitas atau perguruan tinggi harus menjadi pusat inovasi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Jadi, dengan hilirisasi bisa meningkatkan nilai tambah ekonomi. Yang lebih penting lagi, hilirisasi dapat menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Menurut Ace, Indonesia dapat mendorong industrialisasi dan diversifikasi ekonomi dengan hilirisasi.
“Kita bisa menciptakan lapangan kerja dan pengembangan SDM,” katanya.
Indonesia, kata Ace, memiliki kekayaan alam melimpah, salah satunya nikel dengan kandungan sebesar 40 persen.
Timah 16 persen terbesar kedua di dunia. Tembaga 11 persen atau terbesar di dunia. Bouksit 4 persen dari enam besar di dunia. Batubara, 7 persen di dunia. Minyak bumi juga sama, Indonesia memiliki cadangan yang besar.
“Bukan hanya energi, sektor pertanian Indonesia pun memiliki cadangan terbesar di dunia. Salah satunya, sawit. Indonesia merupakan negara dengan ketersediaan sawit 58,7 persen. Kelapa 27 persen. Biofuel 59 persen,” ucapnya.
Belum lagi sektor kelautan, ujar Ace, seperti, lobster, udang, rajungan, dan ikan di perairan laut Indonesia sangat melimpah.
“Dengan sumber daya alam kaya dan melimpah, seharusnya rakyat Indonesia sejahtera,” katanya.
Selama ini, kata dia, SDA Indonesia banyak diekspor dalam bentuk bahan baku dengan harga sangat murah. Misalnya komoditas diekspor ke Singapura dengan harga Rp1.000. Setelah di Singapura diolah menjadi bahan jadi dan diekspor ke Indonesia dengan harga Rp100.000.
“Karena itu, program hilirisasi harus dilaksanakan agar Indonesia mendapatkan nilai tambah ekonomi dari seluruh komoditas yang dimiliki. Olah bahan baku dengan teknologi dan inovasi yang dimiliki anak bangsa. Di sinilah perguruan tinggi harus berperan dalam menghasilkan inovasi teknologi dan SDM unggul untuk mendukung program hilirisasi,” ucapnya.
Sumber: Tribunews.com