• Beranda
  • Profil
    • Tentang AHS
    • Biodata Singkat (Indonesia)
    • Biodata Singkat (English)
  • Kegiatan
  • Berita
  • Opini
  • Konferensi Pers
    • online
  • Akademik
    • Tugas kuliah
    • Bahan Kuliah
    • Buku
    • Belajar Online
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Hasil Seleksi
    • Beasiswa
    • Pelatihan Vokasi
  • Kontak
Senin, November 3, 2025
  • Beranda
  • Profil
    • Tentang AHS
    • Biodata Singkat (Indonesia)
    • Biodata Singkat (English)
  • Kegiatan
  • Berita
    Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

    Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

    Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

    Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

    Gubernur Lemhannas Harap Hoegeng Awards Berlanjut: Jadi Motivasi Anggota Polri

    Gubernur Lemhanas Dukung Adhyaksa Awards Digelar Rutin: Memotivasi Jaksa

    Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

    Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

    Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

    Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

    Di P3N Angkatan Ke-26

    Di P3N Angkatan Ke-26

    Trending Tags

    • Opini
    • Konferensi Pers
      • online
    • Akademik
      • Tugas kuliah
      • Bahan Kuliah
      • Buku
      • Belajar Online
    • Galeri
      • Foto
      • Video
    • Hasil Seleksi
      • Beasiswa
      • Pelatihan Vokasi
    • Kontak
    No Result
    View All Result
    Ace Hasan Syadzily
    • Beranda
    • Profil
      • Tentang AHS
      • Biodata Singkat (Indonesia)
      • Biodata Singkat (English)
    • Kegiatan
    • Berita
      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

      Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

      Gubernur Lemhannas Harap Hoegeng Awards Berlanjut: Jadi Motivasi Anggota Polri

      Gubernur Lemhanas Dukung Adhyaksa Awards Digelar Rutin: Memotivasi Jaksa

      Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

      Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

      Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

      Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

      Di P3N Angkatan Ke-26

      Di P3N Angkatan Ke-26

      Trending Tags

      • Opini
      • Konferensi Pers
        • online
      • Akademik
        • Tugas kuliah
        • Bahan Kuliah
        • Buku
        • Belajar Online
      • Galeri
        • Foto
        • Video
      • Hasil Seleksi
        • Beasiswa
        • Pelatihan Vokasi
      • Kontak
      No Result
      View All Result
      Ace Hasan Syadzily
      No Result
      View All Result
      Home Berita Terkini OPINI

      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      ocit oke by ocit oke
      3 November 2025
      in OPINI
      0
      Memperkuat Ketahanan Komunitas
      0
      SHARES
      5
      VIEWS
      Share on FacebookShare on Twitter

      Oleh: Ace Hasan Syadzily – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS) RI

      JAKARTA, – Dunia hari ini berada pada pusaran arus perubahan yang amat cepat dan kompleks. Situasi geopolitik dunia yang diwarnai persaingan kekuatan besar bukan sekadar berwujud perlombaan senjata atau perebutan pengaruh politik, tetapi juga mencakup kompetisi sumber daya strategis, akses energi, pangan, dan teknologi mutakhir. 

      Krisis iklim yang kian nyata menambah dimensi ancaman baru, sementara disrupsi teknologi, terutama kecerdasan buatan dan perang siber, mengguncang tatanan internasional dan tentu berdampak pada masyarakat pada akar rumput karena dipastikan saat ini . 

      Perang informasi menjadi senjata utama dalam memengaruhi opini publik, menggerus kebenaran, dan menciptakan polarisasi yang mendalam.

      Fenomena globalisasi yang awalnya diyakini membawa integrasi, perdamaian, dan kemajuan, kini justru melahirkan fragmentasi sosial, intoleransi, bahkan ekstremisme transnasional yang bergerak lintas batas negara, memanfaatkan jaringan digital dan kerentanan sosial.

      Salah satu contoh yang nilai luhur yang mendarah daging dalam masyarakat Sunda yang hingga saat ini merupakan terhadap kearifan yang harus terus dijaga adalah prinsip silih asah, silih asuh dan silih asih.

      Filosofi ini mengajarkan pentingnya saling mengasah, yang berarti berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan agar dapat meningkatkan kualitas diri dan orang lain agar lebih baik.

      Saling mengasihi, artinya dalam kehidupan sosial kita dituntut untuk menebarkan kasih sayang antar sesama agar tercipta harmoni.

      Sementara saling mengasuh, kita dituntut untuk saling membina dan mengayomi antara satu dengan yang lainnya. Nilai-nilai inilah yang akan mendorong masyarakat Sunda untuk hidup rukun dan harmonis.

      Namun, seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai luhur warisan kearifan lokal ini tergerus dan terlupakan.

      Proses pendidikan nilai dan karakter kerapkali tidak menyentuh secara holistik terhadap internalisasi nilai-nilai dalam praktek kehidupan sosial masyarakat kita.

      Ketahanan komunitas yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal tidak lagi menjadi tradisi yang diajarkan, baik dalam bangku pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

      Komunitas dalam masyarakat tercerai berai dengan imaginasi nilai yang didapatkan secara bebas, terutama dalam ruang digital yang ditafsirkan sendiri dan tidak disertai keteladanan dalam komunitas itu.

      Sehingga komunitas itu mudah tercerai-berai oleh provokasi ekstremisme, fragmentasi dan polarisasi sosial.

      Dalam konteks kekerasan, di tengah derasnya arus digitalisasi, propaganda radikal terbukti mampu menjangkau individu, bahkan mencetak “lone wolf terrorism” yang berbahaya.

      Fenomena ini merongrong kepercayaan publik terhadap merenggangnya kohesivitas sosial dalam suatu masyarakat.

      Fenomena polarisasi, fragmentasi dan kekerasan banyak dinilai sebagai pengaruh dan dampak dari penggunaan teknologi informasi yang salah kaprah.

      Disrupsi teknologi digunakan menjadi instrumen bagi meluasnya jaringan ekstremisme kekerasan yang melintasi batas negara dan komunitas. Bahkan memasuki ruang personal yang sulit untuk dikendalikan. 

      Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Center for Study and Religion Center (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, 30 Oktober 2025, saya menyampaikan pentingnya kita mendorong kontra narasi terhadap polarisasi, fragmentasi dan kekerasan yang berbasis komunitas.  

      Tentu akar masalahnya tidaklah bersifat tunggal. Namun, saya menilai bahwa terutama masalah kekerasan tidak boleh dilihat hanya sebagai permasalahan teologis atau ideologis yang sempit.

      Ia lahir dari akumulasi ketidakadilan sosial yang dibiarkan membusuk, eksklusi politik yang menyingkirkan kelompok tertentu dari ruang partisipasi, serta ketimpangan ekonomi yang melebar antara pusat dan pinggiran. 

      Narasi global yang dimanipulasi aktor-aktor non-negara, baik jaringan teroris maupun pihak asing yang berkepentingan, memperkuat daya rusak ekstremisme.

      Inilah wajah ancaman non-tradisional yang membaur dengan dimensi tradisional geopolitik, membentuk lingkungan strategis yang tidak pasti.

      Bagi Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan rumah bagi ratusan etnis serta ratusan juta umat beragama, menjaga ketahanan nasional dari ancaman ekstremisme merupakan prasyarat mutlak bagi kokohnya kebangsaan kita. 

      Bila kita lengah, maka bukan saja persatuan bangsa yang terancam, melainkan juga kedaulatan dan kehormatan kita di mata dunia. Sebaliknya, bila kita tangguh dalam menghadapi badai geopolitik dan ekstremisme transnasional, maka Indonesia akan berdiri kokoh sebagai mercusuar perdamaian, pusat toleransi, dan pemimpin moral dunia yang dihormati.

      Salah satu strategi yang harus kita dorong adalah memperkuat ketahanan komunitas. Ketahanan komunitas adalah fondasi ketahanan nasional yang tak tergantikan, karena ia mencerminkan kekuatan sejati suatu bangsa dalam menghadapi krisis. memperkuat-ketahanan-komunitas

      Sebuah komunitas yang resilien tidak hanya mampu bertahan ketika diterpa badai persoalan, melainkan juga beradaptasi secara kreatif dan bangkit lebih kuat dengan semangat kebersamaan.

      Ketahanan komunitas berfungsi sebagai benteng lapis pertama yang melindungi masyarakat dari penetrasi ideologi kekerasan yang berusaha merusak kohesi sosial.

      Ketika lapisan ini rapuh, maka kerentanan bangsa akan semakin terbuka, dan ketahanan nasional pun terancam runtuh dari dalam.

      Kita memiliki kearifan lokal (local wisdom) yang kaya untuk memperkuat ketahanan komunitas tersebut. Komunitas di sini, bukan semata-mata aspek kewilayahan seperti daerah, tetapi juga civil society berbasis keagamaan, budaya, pendidikan, dan kelompok strategis yang berbasis pada masyarakat.

      Komunitas-komunitas ini berakar pada tradisi dan memiliki kearifan lokal untuk memperkuat kohesi sosial dalam komunitasnya.  

      Kearifan lokal dalam komunitas yang menjadi warisan budaya yang positif bagi kelompok komunitasnya, bukan hanya menciptakan harmoni sosial dalam menjaga relasi yang guyub dalam masyarakat, tetapi juga menciptakan keselarasan dengan lingkungan alam sekitarnya.

      Semangat gotong royong yang sudah menjadi spirit dalam kehidupan sosial masyarakat merupakan nilai luhur yang telah diwariskan secara temurun. 

      Sebagai sebuah bangsa, kita telah menyepakati bahwa filosofi berbangsa dan bernegara harus berlandaskan pada empat konsensus kebangsaan.

      Keempat konsensus ini adalah jangkar identitas kolektif bangsa, yang mampu membimbing kita dalam membangun kontra narasi yang tangguh terhadap paham intoleransi, radikalisme, dan kekerasan.

      Pancasila merupakan benteng pertama. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa menegaskan bahwa Indonesia berdiri di atas fondasi spiritualitas yang luhur, mengakui kebebasan setiap pemeluk agama untuk beribadah sesuai keyakinannya, dan menolak klaim kebenaran tunggal yang menyingkirkan yang lain.

      Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab menolak segala bentuk kekerasan yang mencederai martabat manusia. Nilai Persatuan Indonesia menjadi perisai dari fragmentasi identitas yang hendak diadu-domba.

      Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan menegaskan bahwa keputusan politik harus dilandasi musyawarah, bukan paksaan.

      Nilai Keadilan sosial mengingatkan bahwa narasi kebangsaan harus dibangun di atas keadilan yang merata, agar tidak memberi ruang bagi radikalisasi yang lahir dari jurang ketidakadilan.

      Konstitusi UUD 1945 memperkuat pilar ini dengan menegaskan perlindungan hak asasi manusia, kebebasan beragama, serta kewajiban negara menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

      Dalam perspektif konstitusional, setiap bentuk ekstremisme yang mengingkari demokrasi, menolak supremasi hukum, atau mempromosikan kekerasan, merupakan pengkhianatan terhadap jiwa UUD 1945. Maka, menegakkan konstitusi berarti sekaligus membungkam narasi ekstremisme.

      Selanjutnya, NKRI adalah wujud nyata dari sumpah sejarah kita untuk bersatu sebagai bangsa yang tidak mudah dipecah belah. Indonesia bukan negara agama yang menyingkirkan keberagaman, bukan pula federasi longgar yang rawan terpecah karena sentimen sempit.

      NKRI harga mati adalah benteng ideologis yang melindungi bangsa dari upaya disintegrasi yang kerap diselubungi jargon ekstremisme. Dalam bingkai NKRI, keutuhan wilayah, persatuan politik, dan kedaulatan bangsa menjadi komitmen yang tak tergoyahkan.

      Bhinneka Tunggal Ika akhirnya menutup pilar dengan pesannya yang agung: keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan.

      Di tengah derasnya arus globalisasi, perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa justru menjadi modal besar membangun daya saing bangsa.

      Kontra narasi terhadap ekstremisme harus menegaskan bahwa pluralitas adalah anugerah yang memperkaya peradaban Indonesia, bukan celah untuk perpecahan.

      Keempat konsensus ini harus diinternalisasi secara sistematis di ruang-ruang pendidikan, di universitas, sekolah, organisasi masyarakat, hingga komunitas digital.

      Generasi muda harus dibekali pemahaman bahwa jalan ekstremisme bukanlah jalan peradaban, melainkan jalan kehancuran.

      Sebaliknya, setia pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah jalan mulia untuk menjaga kehormatan bangsa, mengawal persatuan, dan menuntun Indonesia menuju cita-cita besar sebagai negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.

      Dengan menjadikan Empat Konsensus Dasar sebagai pilar kontra narasi, kita tidak hanya menolak ekstremisme, tetapi juga mengukir Indonesia sebagai mercusuar toleransi dan perdamaian dunia.

      Dalam kaitan mendorong strategi kontra narasi terhadap kekerasan, kita tidak boleh setengah hati. Ia harus bersifat komprehensif, holistik, dan integratif, merangkul seluruh aspek kehidupan masyarakat.

      Edukasi yang berorientasi pada pembentukan karakter kebangsaan, literasi digital yang membekali generasi muda dengan kemampuan menyaring informasi, pemberdayaan ekonomi yang menutup ruang ketidakadilan, dialog antaragama yang memperkuat toleransi, hingga pendekatan keamanan yang proporsional, semuanya harus bergerak selaras.

      Ketahanan komunitas yang kokoh akan menjadikan bangsa Indonesia bukan hanya mampu menolak paham kekerasan, tetapi juga tampil sebagai teladan dunia dalam membangun perdamaian, toleransi, dan persaudaraan sejati.

      Previous Post

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      Related Posts

      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer
      OPINI

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau
      OPINI

      KESADARAN GEOPOLITIK

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhannas sebut pengaktifan Wakil Panglima TNI langkah tepat
      OPINI

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      14 Oktober 2025
      Kang Ace Kalem Tapi “Nyaan”
      OPINI

      Kang Ace Kalem Tapi “Nyaan”

      7 Februari 2022
      Golkar Menilai Idealnya Gerindra Jadi Oposisi Jokowi
      OPINI

      MENARUH HARAPAN KABINET BARU

      25 Oktober 2019
      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial
      OPINI

      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial

      25 Oktober 2019

      Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      • Trending
      • Comments
      • Latest
      Mengedepankan Islam substantif dalam bernegara

      Mengedepankan Islam substantif dalam bernegara

      4 Oktober 2018
      Kang Haji Ace Hasan Syadzily: Ngora, Nyunda, Nyantri, Nyakola

      Kang Haji Ace Hasan Syadzily: Ngora, Nyunda, Nyantri, Nyakola

      5 September 2018
      Urbanisasi dan Kesenjangan Kota-Desa

      Urbanisasi dan Kesenjangan Kota-Desa

      11 Maret 2018
      Arafah, Haji, dan Kemanusiaan Kita

      MELAYANI TAMU ALLAH : Catatan Penyelenggaraan Haji Tahun 2018

      4 September 2018
      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial

      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial

      3
      Arafah, Haji, dan Kemanusiaan Kita

      MELAYANI TAMU ALLAH : Catatan Penyelenggaraan Haji Tahun 2018

      1
      Ratusan Warga Terdampak Kebakaran TPAS Sarimukti Terima Bantuan Sembako

      Ratusan Warga Terdampak Kebakaran TPAS Sarimukti Terima Bantuan Sembako

      1
      Keren Pisan, “Bapak Bansos” Kang Haji Ace Salurkan Bansos Rp. 173 Miliar di Bandung Barat

      Keren Pisan, “Bapak Bansos” Kang Haji Ace Salurkan Bansos Rp. 173 Miliar di Bandung Barat

      1
      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      3 November 2025
      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau

      KESADARAN GEOPOLITIK

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhannas sebut pengaktifan Wakil Panglima TNI langkah tepat

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      14 Oktober 2025

      Recent News

      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      3 November 2025
      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau

      KESADARAN GEOPOLITIK

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhannas sebut pengaktifan Wakil Panglima TNI langkah tepat

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      14 Oktober 2025

      instaragram

      Ace Hasan Syadzily

      ACE HASAN SYADZILY, dengan nama lengkap Tubagus Ace Hasan Syadzily, lahir di Pandeglang Banten 19 September 1976. Lahir dari pasangan KH Tb A. Rafei Ali dan Hj Siti Sutihat. Dibesarkan dalam tradisi Pesantren yang kental dan aktivitas politik yang sangat kuat.

      Browse by Category

      • Berita Terkini
      • kegiatan
      • News
      • OPINI

      Recent News

      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      Memperkuat Ketahanan Komunitas

      3 November 2025
      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025

      copyright © 2018 ace-hasan.com web by ocitraz

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Profil
        • Tentang AHS
        • Biodata Singkat (Indonesia)
        • Biodata Singkat (English)
      • Kegiatan
      • Berita
      • Opini
      • Konferensi Pers
        • online
      • Akademik
        • Tugas kuliah
        • Bahan Kuliah
        • Buku
        • Belajar Online
      • Galeri
        • Foto
        • Video
      • Hasil Seleksi
        • Beasiswa
        • Pelatihan Vokasi
      • Kontak

      copyright © 2018 ace-hasan.com web by ocitraz

      Login to your account below

      Forgotten Password?

      Fill the forms bellow to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In