Jakarta – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono akan mencanangkan pendidikan militer bagi mahasiswa sebagai Program Bela Negara. Partai Golkar menilai pendidikan militer berbeda dengan bela negara.
“Kita harus membedakan antara pendidikan militer dengan pendidikan bela negara. Pendidikan militer secara formal telah dijalankan dalam sistem pendidikan militer yang selama ini berjalan di TNI,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, Jumat (21/8/2020).
Ace mengatakan mewujudkan Program Bela Negara tidak harus dengan pendekatan militer secara fisik. Sebab, bela negara, menurutnya, lebih pada penguatan nilai-nilai Pancasila.
“Pendidikan yang orientasinya ke arah bela negara, meningkatkan kecintaan mahasiswa terhadap Tanah Air, dan penguatan nilai-nilai Pancasila serta rasa kebangsaan tentu patut didukung,” ujarnya.
Untuk itu, pendidikan bela negara sebaiknya tidak dilakukan dengan sifat militer. Apalagi, menurut Ace, tantangan yang akan dihadapi saat ini bukan peperangan.
“Tentu pendekatan pendidikannya tidak dengan cara-cara yang sifatnya militeristik. Sebab, tantangan yang kita hadapi saat ini bukan lagi peperangan fisik, namun tantangannya adalah penguasaan teknologi informasi, proxy war, bio security, persaingan ekonomi, dan kemampuan kita untuk memetakan persaingan geopolitik,” tuturnya.
Perihal wacana pendidikan militer satu semester mahasiswa ini disampaikan Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono dalam sebuah diskusi online yang disampaikan melalui siaran pers, Minggu (16/8/2020). Trenggono mengatakan nantinya mahasiswa bisa mengikuti pendidikan militer yang nilainya bisa dimasukkan ke dalam SKS yang diambil.
“Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil. Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan. Semua ini agar kita memiliki milenial yang tidak hanya kreatif dan inovatif, tetapi cinta bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-harinya,” kata Wahyu.
Wahyu mengungkapkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Program Bela Negara akan terus menyadarkan masyarakat terutama para milenial untuk bangga sebagai orang Indonesia. Dia lantas membandingkan dengan budaya Korea Selatan.
“Rasa bahwa saya adalah orang Indonesia, terlahir di Indonesia, memiliki kultur Indonesia, adat istiadat Indonesia. Kami ingin melalui Program Bela Negara, milenial bangga terlahir di Indonesia, menjadi bagian dari warga dunia. Ini filosofi dari Program Bela Negara itu,” ungkapnya.
“Kita jangan kalah dengan Korea Selatan, yang mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop. Jika dilihat dari sudut pertahanan, itu cara mereka melalui industri kreatifnya mempengaruhi dunia. Indonesia harusnya bisa seperti itu karena kita punya seni dan budaya yang banyak,” tuturnya.
Sumber :Detik.com