Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily merespons wanti-wanti BMKG soal potensi gempa bumi M 8,7 di zona megathrust Selat Sunda. Ace meminta pemerintah daerah tanggap terhadap peringatan BMKG itu dan intensif melakukan simulasi bencana.
“Jadi karena itu, menurut saya, pemerintah daerah harus secara intensif melakukan simulasi dalam konteks bagaimana menghadapi kebencanaan,” kata Ace saat dihubungi detikcom, Sabtu (15/1/2022).
Ace mengatakan pemerintah juga harus memastikan ketersediaan tempat evakuasi hingga jalur evakuasi.
“Termasuk juga jenis bencana apa yang akan terjadi di era tersebut. Kalau misalkan daerah Selat Sunda, maka harus selalu dilakukan intensif kesiapsiagaan kita menghadapi tsunami, ketersediaan tempat evakuasi, shelter, titik evakuasi diarahkan, sehingga kita sudah sangat siap jika terjadi bencana,” kata Ace.
Selanjutnya, Ace menegaskan potensi ini patut diwaspadai. Dia meminta masyarakat waspada dan menyiapkan mitigasi.
“Sebagai prediksi ilmiah, tentu potensi yang disampaikan BMKG ini perlu diwaspadai oleh kita, oleh seluruh masyarakat yang berada pada daerah yang berpotensi terdampak,” katanya.
“Dan karena itu, kita tentu perlu mewaspadai itu dengan cara mitigasi terhadap kemungkinan potensi terjadinya gempa yang berkekuatan sampai 8,7 magnitudo itu,” tambahnya.
Dia juga menyarankan agar masyarakat dapat diberi edukasi dalam menghadapi bencana. Lalu dia juga meminta BMKG memastikan alat deteksi gempa bisa menjangkau ke seluruh masyarakat agar siap siaga menghadapi gempa maupun tsunami.
“Tentu salah satunya adalah dengan, pertama, masyarakat perlu diberi edukasi tentang kemungkinan potensi bencana gempa yang berpotensi tsunami besar, dengan cara di daerah-daerah tersebut harus dibuat,” katanya.
“Ya karena sekarang ini memang koordinasi antar-kelembagaan bencana itu sangat penting, di bawah BNPB. Bisa saja alat deteksi tersebut dimiliki oleh BMKG untuk mengumumkan misalnya seberapa besar potensi tsunami, lalu kalau punya potensi tsunami, lalu bagaimana masyarakat memiliki kesiapsiagaan, harus lari ke mana, titik evakuasinya, dataran tingginya ke mana. Hal-hal semacam ini harus diberikan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya, BMKG menyebut adanya potensi gempa sebesar magnitudo 8,7 di Banten. Namun potensi tersebut tidak dapat diprediksi.
“Sebenarnya gempa kemarin itu bukan ancaman sesungguhnya ya, ancaman sesungguhnya itu ada di magnitudo 8,7, tapi entah kapan kami nggak tahu, tapi nggak bisa diprediksi,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat dihubungi detikcom, Sabtu (15/1).
Daryono mengatakan semua pihak sebaiknya segera menyiapkan mitigasi untuk kemungkinan menghadapi potensi gempa itu. Dia mengimbau masyarakat tidak panik.
“Jadi kita harus menyiapkan mitigasi dengan baik di Selat Sunda, Banten, Lampung, Jawa Barat, Bengkulu. Jadi kita menyiapkan itu,” katanya.
“Tapi kita nggak usah terlalu pusing dan ketakutan, tapi ini dalam ketidakpastian kita masih bisa melakukan upaya mitigasi,” katanya.
Sumber : https://news.detik.com/