Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Negri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta (IKALUIN) TB Ace Hasan Syadzily mengatakan UIN Jakarta sebagai barometer kampus pembaharuan Islam di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ace Hasan saat memberi sambutan dalam acara Halal Bihalal dan dialog publik lKALUIN Jakarta, Sabtu (28/5).
“Setidaknya apa yang kami alami pada saat kuliah dulu ada beberapa jurnal-jurnal ilmiah yang tentu bukan lahir dari UIN Jakarta tapi dikelola oleh UIN yang membuat mahasiswa atau lulusan UIN jakarta yang mempengaruhi wacana pemikiran Islam di Indonesia,” ujar Ace Hasan.
Ace menjelaskan, pelabelan UIN Jakarta sebagai kampus pembaharu Islam tentu bukan tanpa alasan. Sebab lingkungan UIN Jakarta yang sangat erat dengan wacana dan diskursus keislaman di Indonesia dapat terlihat dari banyaknya jurnal-jurnal tentang pemikiran keislaman.
“Misalnya dulu kita mengenal jurnal ulumul Quran, yang itu mempengaruhi terhadap pemikiran tentang keIslaman di Indonesia waktu itu,” ujarnya.
“Bahkan waktu saya kuliah dulu ada jurnal Islamika yang mempengaruhi betul tentang perdebatan-perdebatan dikalangan setidaknya waktu itu mahasiswa,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Ace, banyaknya tokoh besar yang lahir di lingkungan UIN Jakarta juga mempengaruhi dan menjadi pemantik dalam melakukan berbagai diskusi.
“Dari mulai prof Harun Nasution, kemudian prof Nurkholish Majid dan tentu tokoh-tokoh yang lain, yang penting untuk kita diskusikan pada waktu itu,” ungkapnya.
Akan tetapi, Ace merasa budaya tersebut saat ini dirasa belum lagi terlihat di kalangan Mahasiswa atau lulusan dari UIN Jakarta.
Adanya pandemi covid-19 yang melanda dunia membuat perubahan besar dan menjadi belum atau tidak terdengar lagi pembicaraan atau diskursus tentang pembaharuaan islam itu.
“Saya tidak mengatakan bahwa saat ini tidak ada, tetapi setidaknya kalau melihat pandangan kami dari luar diskursus tentang hal tersebut kelihatannya belum terlihat,” ucap Ace.
Politikus Partai Golkar tersebut mengatakan, ingin menghidupkan kembali diskursus pemikiran Islam itu dan berharap agar dapat menjadi komitmen bersama.
“Kami ingin mencoba kembali membahasnya atau setidaknya di dalam forum halal bilhalal ini, kita seperti bernostalgia membicarakan tentang apa yang pernah kita alami pada saat proses diskursus keislaman yang begitu sangat kuat,” imbuhya.
“Tapi yang jelas UIN Jakarta Sebagai barometer bagi pembaharuan islam di Indonesia harus menjadi komitmen kita bersama,” tandasnya