JAKARTA — Lobi antar-elite partai politik untuk membangun koalisi dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2024 kian intens setelah enam ketua umum partai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam. Rabu ini, elite dari sejumlah parpol pendukung pemerintah itu menggencarkan lobi politik untuk membangun koalisi jelang Pilpres 2024.
Meski di antara keenam parpol tersebut sudah terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), komunikasi politik untuk membentuk konfigurasi gabungan parpol yang lebih baik masih diupayakan. Adapun KIB terdiri dari Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan, sedangkan KKIR merupakan gabungan Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, misalnya, bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam acara halalbihalal setelah Lebaran 2023 di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu siang. Keduanya berbincang selama hampir dua jam dengan didampingi oleh jajaran pengurus DPP partai masing-masing. Dalam pertemuan tersebut, keduanya sepakat untuk menjadi penggerak pembentukan koalisi besar melalui pembentukan tim pemenangan yang dipimpin perwakilan dari Golkar dan PKB. Koalisi besar yang dimaksud adalah penggabungan KIB dan KKIR.
Presiden Jokowi yang memiliki pengaruh besar dalam pencalonan tidak menunjuk tokoh tertentu sebagai preferensinya. Maka, setiap partai politik pun terus berupaya untuk memperbesar peluang mengusung kandidatnya masing-masing.
Sebelumnya, di kompleks Istana Kepresidenan, Presiden Jokowi memimpin pertemuan sembari makan malam bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono.
Meski di antara keenam parpol tersebut sudah terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), komunikasi politik untuk membentuk konfigurasi gabungan parpol yang lebih baik masih diupayakan.
Setelah pertemuan dan pembentukan tim itu, Muhaimin dan jajaran pengurus DPP PKB pun berkunjung ke kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu malam. Kunjungan ke rumah Presiden ke-6 itu juga disebut sebagai bagian dari upaya untuk memperbesar koalisi yang sudah terbentuk. Adapun Demokrat telah bergabung dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres).
Apa yang kami lakukan saat ini adalah bagian dari pembentukan koalisi yang bisa mendorong Pak Airlangga menjadi capres.
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengakui, langkah pembentukan koalisi besar yang diawali kerja sama dengan PKB merupakan salah satu upaya untuk memperbesar peluang bagi Airlangga Hartarto masuk ke bursa capres 2024. Partai wajib mengupayakan hal tersebut karena Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 2019 telah memberikan mandat kepada Airlangga untuk menjadi capres dari partai berlambang pohon beringin tersebut. ”Apa yang kami lakukan saat ini adalah bagian dari pembentukan koalisi yang bisa mendorong Pak Airlangga menjadi capres,” katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Ace menambahkan, hasil munas 2019 itu menjadi pakem untuk menentukan arah langkah Golkar dalam pembentukan koalisi. Hal tersebut juga yang menjadi bekal Golkar dalam menjalin komunikasi politik dengan parpol-parpol lain. ”(Pencalonan Airlangga) Itu sudah menjadi pakemnya Golkar. Itu yang kami tawarkan. Kalau kami berkomunikasi (dengan parpol lain), tentu ya tawaran kami ini, tinggal kami lihat reaksinya seperti apa,” ujarnya.
Sumber: Kompas.id