JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily memberikan catatan penting dalam pelaksanaan ibadah Haji 2023.
Satu hal yang menjadi sorotannya yakni soal pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina, yang mengalami keterlambatan hingga kapasitas tenda dan kamar mandi yang tidak sesuai dengan jumlah jamaah Haji Indonesia.
“Pertama, pihak mashariq tidak memenuhi komitmen pada beberapa komponen masyair selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Yang paling utama soal kapasitas tenda dan kamar mandi yang tidak sesuai dengan jumlah jamaah Haji Indonesia,” kata Ace Hasan kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).
Selain itu, Ace menyebut banyak menemukan para jemaah yang tidak tertampung dalam tenda di Mina.
Termasuk juga kapasitas kamar mandi yang jauh dari kebutuhan para jamaah Haji Indonesia.
Dia menambahkan, manajemen penempatan jemaah saat kedatangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan banyak antar jamaah rebutan tenda.
“Kedua, keterlambatan makanan selama di Mina bagi jamaah. Banyak jamaah yang belum mendapatkan konsumsi di saat mereka membutuhkan makanan di tengah suasana kecapekan dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan,” beber Ace.
Ketiga, kata Ace, kamar mandi di tenda Mina dan Arafah yang masih sangat terbatas dan jauh dari kapasitas jumlah jamaah. Antrean panjang sangat terlihat dalam penggunaan toilet.
“Apalagi seharusnya diperhatikan jumlah toilet yang lebih banyak untuk perempuan karena jumlah jemaah Haji Indonesia lebih banyak Perempuannya,” ucapnya.
Keempat, manajemen transportasi yang membawa jamaah yang bergerak selama Armuzna yang tidak terkelola dengan baik. Kasus bis taradudi yang membawa jamaah dari Muzdalifah ini salah satu kesalahan fatal dari manajemen pergerakan jamaah yang tidak disiapkan mitigasinya.
“Padahal kami sudah ingatkan pada saat rapat persiapan Armuzna,” kata dia.
Catatan kelima, politisi Partai Golkar ini menyebut, beberapa fasilitas bagi lansia yang disarankan seperti kursi roda dan golf car ditemukan tidak optimal.
Berdasarkan atas fakta di atas, Pemerintah Indonesia harus meninjau ulang keberadaan mashariq atau penyedia layanan dari pihak Arab Saudi.
“Pemerintah Indonesia harus menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Arab Saudi atas layanan yang bermasalah ini karena Pemerintah Arab Saudi yang menawarkan mashariq ini kepada Kementerian Agama,” jelas Ace Hasan.
Otoritas Haji Indonesia Ajukan Nota Protes
Ribuan jemaah haji dari sejumlah embarkasi di Indonesia, sepanjang Rabu (28/6/2023) pagi hingga sore, terjebak di lokasi mabit Musdalifah, antara Arafah dan Mina.
Mereka terkena efek langsung “Jebakan Mashariq Muzdalifah” dari akumulasi kemacetan lalu lintas, layanan akomodasi, konsumsi, di kawasan Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna), dan deploy transportasi bus jamaah dari Musdalifah ke Mina.
Hingga Kamis (29/6/2023) siang, jamaah terjebak sudah bersitirahat di tenda-tenda maktab Mina.
Bahkan sebagian besar sudah menunaikan ibadah wajib haji, melontar kerikil di Jamarat Aqobah, Mina.
Atas nama otoritas haji Indonesia di Arab Saudi, Dirjen Haji Kemenag, Prof Dr Hilman Latief PhD, juga telah melayangkan nota protes ke Mashariq, jasa perusahaan layanan jemaah selama di Armuzna.
Rangkaian protes juga ditembuskan lisan ke sejawatnya kementerian haji Arab di Jeddah dan Riyadh.
“Kita akan terus kawal ini, agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji,” kata Hilman, yang juga Pejabat Penanggungjawab Operasi Misi Haji Indonesia di Arab Saudi, PPIH.
Protes ke Mashariq Armuzna memang layak dilayangkan otoritas haji Indonesia.
Perusahaan ini adalah pemenang kontrak “Armuzna full hajj service” untuk jamaah Asia Tenggara, termasuk 219 ribu jamaah Indonesia.
Mulai dari layanan angkutan, semua fasilitas tenda, dapur katering, layanan pemandu tur jamarat, layanan sanitasi, keamanan, hingga kebersihan area di 70 maktab.
Mutu layanan ini akan jadi catatan khusus PPIH Indonesia untuk layanan haji lanjutan di Armuzna, dan tahun-tahun berikut.
Untuk mengumpulkan bukti-bukti mutu layanan struktur PPIH, mulai dari level kloter, sektor, satuan gugus tugas di 70 maktab, tengah mengumpulkan bukti tertulis, terkonfirmasi dan terdokumentasi untuk jadi bahan evaluasi.
Di Sektor Adhoc 11 Mina, misalnya, sepanjang pagi, Penanggungjawab Kepala Sektor Fitrayanto, meminta petugas mendata semua bentuk layanan kuantitatif.
Gugus Adhoc 11 membawahi 8 maktab untuk layanan sekitar 14 ribu jamaah dari embarkasi Solo dan sebagian jamaah embarkasi KJT dan LOP; mulai Maktab 63 hingga 71.
Data sementara, hingga pukul 10.30 WAS, jumlah tenda di Maktab 65 sebenayak 41 Tenda 360 kasur, ada kekurangan di SOC 43 sebanyak 50 kasur.
Kualitas toilet di Maktab 69 sedang. Air buangan toilet di pagi dan sore hari melubet ke bibir dan selasar tenda jamaah.
Terjadi padam listrik menyebabkan Ac tidak bisa hidup di kloter SOC 41 sejak dari subuh.
Pihak gugus Satgas Mina di Kantor Misi Haji Indonesia di Maktab 50, terus mengupdate kuantitas dan kualitas layanan Mashariq di 70 maktab di Mina.
Sumber: Tribunnews.com