• Beranda
  • Profil
    • Tentang AHS
    • Biodata Singkat (Indonesia)
    • Biodata Singkat (English)
  • Kegiatan
  • Berita
  • Opini
  • Konferensi Pers
    • online
  • Akademik
    • Tugas kuliah
    • Bahan Kuliah
    • Buku
    • Belajar Online
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Hasil Seleksi
    • Beasiswa
    • Pelatihan Vokasi
  • Kontak
Senin, Oktober 27, 2025
  • Beranda
  • Profil
    • Tentang AHS
    • Biodata Singkat (Indonesia)
    • Biodata Singkat (English)
  • Kegiatan
  • Berita
    Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

    Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

    Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

    Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

    Gubernur Lemhannas Harap Hoegeng Awards Berlanjut: Jadi Motivasi Anggota Polri

    Gubernur Lemhanas Dukung Adhyaksa Awards Digelar Rutin: Memotivasi Jaksa

    Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

    Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

    Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

    Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

    Di P3N Angkatan Ke-26

    Di P3N Angkatan Ke-26

    Trending Tags

    • Opini
    • Konferensi Pers
      • online
    • Akademik
      • Tugas kuliah
      • Bahan Kuliah
      • Buku
      • Belajar Online
    • Galeri
      • Foto
      • Video
    • Hasil Seleksi
      • Beasiswa
      • Pelatihan Vokasi
    • Kontak
    No Result
    View All Result
    Ace Hasan Syadzily
    • Beranda
    • Profil
      • Tentang AHS
      • Biodata Singkat (Indonesia)
      • Biodata Singkat (English)
    • Kegiatan
    • Berita
      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

      Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta: Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily Tegaskan Kontribusi Alumni untuk Indonesia

      Gubernur Lemhannas Harap Hoegeng Awards Berlanjut: Jadi Motivasi Anggota Polri

      Gubernur Lemhanas Dukung Adhyaksa Awards Digelar Rutin: Memotivasi Jaksa

      Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

      Untirta Sambut Antusias Lemhannas RI Goes to Campus

      Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

      Lemhanas Ajukan Tambahan Anggaran Rp312 Miliar

      Di P3N Angkatan Ke-26

      Di P3N Angkatan Ke-26

      Trending Tags

      • Opini
      • Konferensi Pers
        • online
      • Akademik
        • Tugas kuliah
        • Bahan Kuliah
        • Buku
        • Belajar Online
      • Galeri
        • Foto
        • Video
      • Hasil Seleksi
        • Beasiswa
        • Pelatihan Vokasi
      • Kontak
      No Result
      View All Result
      Ace Hasan Syadzily
      No Result
      View All Result
      Home Berita Terkini OPINI

      KESADARAN GEOPOLITIK

      KESADARAN GEOPOLITIK

      ocit oke by ocit oke
      27 Oktober 2025
      in OPINI
      0
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau
      0
      SHARES
      21
      VIEWS
      Share on FacebookShare on Twitter

      Oleh Ace Hasan Syadzily
      Gubernur Lemhannas RI

      Di tengah persaingan antar negara yang saat ini menyebabkan kondisi geopolitik
      tidak sedang baik-baik saja, mengharuskan kita untuk membangkitkan kembali
      kesadaran yang sangat penting, yaitu kesadaran geopolitik. Bahwa kita hidup
      dalam persaingan antar negara yang menuntut kita memperkuat ketahanan
      nasional kita. Saat ini, kecenderungan global mengarah pada persaingan dan
      pertarungan antar negara yang semakin tinggi.

      Kecenderungan ini semakin menguat karena dipicu terutama kebijakan
      Pemerintah Presiden Donald Trump tentang tariff yang diterapkan kepada setiap
      negara yang menjadi mitra dagangnya. Kebijakan Presiden Trump ini tidak
      hanya berlaku pada negara adidaya lain, seperti Cina maupun Rusia, tetapi juga
      kepada negara-negara yang selama ini menjadi sekutunya, termasuk Indonesia.
      Sebelumnya, konflik antar negara terjadi di berbagai kawasan masih terjadi. Di
      Eropa, perang Rusia-Ukraina masih belum ada tanda-tanda mereda. Ketegangan
      di kawasan Timur Tengah, terutama Israel-Palestina, serta ketegangan
      diplomatik di Lebanon dan Suriah, masih mewarnai stabilitas kawasan di daerah
      yang rawan konflik. Di kawasan Asia Pasifik menghadapi tantangan geopolitik
      besar dengan penguatan militer dan teknologi China, Korea Selatan dan Korea
      Utara. Termasuk juga di kawasan Asia Tenggara, terutama di Myanmar dan
      konflik perbatasan Thailand-Kamboja masih menjadi pemicu ketegangan di
      kawasan ini.

      Situasi ini akan mempengaruhi terhadap lingkungan strategis negara kita.
      Kondisi ini berperan besar dalam membentuk arah dan stabilitas ekonomi
      global, karena hubungan antarnegara tidak hanya dipengaruhi oleh perdagangan
      dan teknologi, tetapi juga oleh kepentingan politik, keamanan, dan wilayah.
      Ketegangan geopolitik seperti perang, sanksi ekonomi, atau konflik wilayah
      dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar global, kenaikan harga energi dan
      bahan pangan, serta gangguan rantai pasok internasional.
      Oleh karena itu, dalam situasi tersebut, kita dituntut untuk memastikan dua hal.
      Pertama, pemerintah diharapkan dapat memainkan peran strategis di tengah
      situasi global tersebut. Berbagai langkah diplomasi untuk menjaga agar stabilitas
      keamanan dunia harus dilakukan untuk mendorong perdamaian dan ketertiban
      dunia.

      Kedua, kita dituntut untuk membuat kebijakan yang tepat di tengah dinamika
      global tersebut untuk kepentingan nasional dalam negeri kita. Misalnya, konflik
      di Timur Tengah dapat menaikkan harga minyak dunia. Tentu dampaknya akan
      dirasakan bagi stabilitas harga energi di dalam negeri, terutama BBM, yang
      merupakan kebutuhan mendasar bagi jalannya perekonomian kita. Demikian
      juga dengan perang di Eropa Timur akan mempengaruhi terhadap pasokan
      pangan dan energi ke berbagai negara, termasuk negara kita.
      Bagi kita sebagai warga negara, pemahaman soal geopolitik bukan saja harus
      dimiliki para pemangku kebijakan di tingkat nasional, namun harus dimiliki
      seluruh warga negara agar kita dapat menempatkan diri dalam konteks situasi
      yang penuh dengan ketidakpastian global ini.

      Secara sederhana, kesadaran geopolitik adalah pemahaman dan kepekaan suatu
      bangsa atau individu terhadap kondisi geografis, politik, ekonomi, sosial, dan
      strategis dari wilayahnya sendiri serta lingkungan global yang memengaruhi
      keberlangsungan hidup dan kepentingan nasionalnya. Kesadaran geopolitik
      berarti menyadari posisi strategis suatu negara di peta dunia serta bagaimana
      posisi itu memengaruhi dan dipengaruhi oleh kekuatan global.

      Jika kita menelisik dalam sejarah bangsa kita, Indonesia akan selalu menjadi
      wilayah geografi bangsa yang menjadi ajang perebutan pengaruh kekuatan
      dunia. Selain bahwa kita berada pada posisi strategis di antara dua benua dan
      merupakan jalur perdagangan internasional, alam kita dianugerahi Tuhan Yang
      Mahakuasa kekayaan yang melimpah. Perebutan pengaruh kekuatan dunia
      terhadap Indonesia untuk menjadi bagian dari aliansi kepentingan negara
      adidaya, mengharuskan kita harus memiliki keputusan strategis yang tepat
      dalam pusaran persaingan geopolitik itu.

      Politik luar negeri kita secara tegas menyatakan bahwa kita menganut politik
      luar negeri bebas aktif. Kebijakan dan sikap bangsa Indonesia dalam menjalin
      hubungan dengan negara lain, yang menganut politik bebas aktif ini, diabdikan
      untuk mencapai kepentingan nasional. Bebas artinya bahwa kita menentukan
      sikap terhadap berbagai masalah internasional tanpa terikat pada kekuatan
      mana pun, dan aktif berperan dalam menciptakan perdamaian dunia.

      Dengan paradigma politik luar negeri Indonesia ini ditujukan guna menjaga
      kedaulatan negara, memperkuat kerja sama internasional, memperjuangkan
      perdamaian dunia, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan politik luar
      negeri bebas aktif, Indonesia berusaha menjadi negara yang mandiri, bersahabat,
      dan berpengaruh positif di kancah global.

      Dengan kebijakan luar negeri ini, kita memiliki keleluasaan untuk menentukan
      kebijakan politik negara tanpa terikat dengan pakta pertahanan dan aliansi
      negara-negara tertentu. Kita bebas menentukan arah kebijakan luar negeri yang
      ditujukan untuk mencapai kepentingan nasional kita.

      Bagi kita sebagai warga negara, kesadaran geopolitik itu semakin menemukan
      relevansinya di tengah dinamika sistem global dan kemajuan teknologi informasi
      yang sangat cepat. Batas-batas geografis fisik semakin tidak relevan ketika saat
      ini, dunia semakin tanpa batas karena interaksi antara manusia terhubung
      dalam interaksi dan konektivitas teknologi yang semakin pesat dan maju.
      Dunia ada dalam satu genggaman. Teknologi komunikasi dan informasi telah
      mengubah cara kita untuk berinteraksi dengan dunia, memungkinkan
      pertukaran informasi secara cepat dan mengglobal, serta memicu perubahan
      dalam ekonomi dan tatanan sosial. Semakin menipisnya batas antara dunia nyata
      dan dunia maya menciptakan tantangan dan peluang baru yang mempengaruhi
      geopolitik, ekonomi dan hubungan sosial dalam skala global.

      Manusia semakin mengglobal. Sekat-sekat geografis secara maya sudah tidak ada
      lagi. Interaksi dan konektivitas yang tanpa batas, dengan kemajuan teknologi
      informasi, perlahan-lahan akan menggeser identitas negara-bangsa menjadi
      warga dunia. Dalam situasi itu, bukan saja negara yang kuat akan mendominasi
      secara politik dan kekuasaan terhadap negara lainnya, lebih dari itu hegemoni
      dalam berbagai bentuknya akan menjadi pertarungan nilai. Pertarungan nilai
      saat ini sudah menjadi bagian dari persaingan antar peradaban dunia, termasuk
      identitas kebangsaan kita.

      Jika kesadaran geopolitik tidak dimiliki kita sebagai warga negara Indonesia,
      maka kita dengan mudah menjadi bagian warga dunia yang bersikap pragmatis,
      menurunnya rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air, serta terbawa
      arus utama hegemoni besar kekuatan yang dominan. Kita tidak akan menjadi
      warga negara yang tangguh dan menjadi mudah menyerah terhadap situasi yang
      dihadapi bangsa kita.

      Dengan kesadaran geopolitik atas eksistensi kebangsaan kita, warga negara akan
      menjadi pengguna media sosial atau netizen yang cerdas. Kita akan memiliki
      kewaspadaan terhadap berbagai isu yang menjadi agenda kepentingan kekuatan
      lain yang ingin melemahkan rasa kebangsaan kita. Kita harus dapat memilah,
      mencerna dan memilih mana isu-isu yang produktif bagi bangsa kita. Kita tidak
      boleh menjadi bagian dari proxy kepentingan dan agenda kekuatan asing untuk
      melemahkan kita. Kita harus menjadi warga dunia maya atau nitizen yang
      memperkuat literasi digital kita.

      Kesadaran geopolitik ini harus terus ditanamkan agar kita menyadari bahwa
      persaingan antar negara saat ini bukan saja hanya pertarungan fisik berupa
      kekuatan pertahanan negara. Kemampuan negara untuk menunjukan kekuatan
      pertahanan negara itu penting. Tapi hal itu tidak cukup.
      Di era sibernetik ini, persaingan dan pertarungan antar negara menggunakan
      kekuatan teknologi informasi sebagai instrumen untuk saling
      mendominasi. Diseminasi untuk membangun nilai arus besar untuk
      mendominasi nilai dengan menggunakan teknologi informasi dan penggunaan
      kecerdasan buatan (AI) sudah menjadi bagian dari persaingan antar negara,
      terutama negara-negara adidaya.

      Kita masih dikenal sebagai pengguna media sosial terbanyak di dunia, namun
      belum menjadi pengguna media sosial yang bijak dan cerdas. Setidaknya, kita
      dituntut untuk dapat menjadi pengguna yang teknologi informasi yang
      proporsional dan tepat guna, bukan merusak kohesi sosial dan kebangsaan kita.
      Di sinilah pentingnya kita memiliki kesadaran geopolitik.
      Kesadaran geopolitik menjadi dasar dalam membangun ketahanan nasional,
      karena dari pemahaman terhadap posisi dan potensi negara itulah strategi
      pertahanan, politik, ekonomi, serta sosial budaya dapat dirancang secara
      menyeluruh. Dengan demikian, semakin tinggi kesadaran geopolitik suatu
      bangsa, semakin kuat pula ketahanan nasionalnya dalam menjaga keutuhan dan
      kedaulatan negara.

      Previous Post

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      Next Post

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      Related Posts

      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer
      OPINI

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhannas sebut pengaktifan Wakil Panglima TNI langkah tepat
      OPINI

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      14 Oktober 2025
      Kang Ace Kalem Tapi “Nyaan”
      OPINI

      Kang Ace Kalem Tapi “Nyaan”

      7 Februari 2022
      Golkar Menilai Idealnya Gerindra Jadi Oposisi Jokowi
      OPINI

      MENARUH HARAPAN KABINET BARU

      25 Oktober 2019
      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial
      OPINI

      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial

      25 Oktober 2019
      UU PESANTREN DAN  PERSEMAIAN ISLAM RAHMATAL LIL ALAMIN
      OPINI

      UU PESANTREN DAN PERSEMAIAN ISLAM RAHMATAL LIL ALAMIN

      25 Oktober 2019
      Next Post
      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      • Trending
      • Comments
      • Latest
      Mengedepankan Islam substantif dalam bernegara

      Mengedepankan Islam substantif dalam bernegara

      4 Oktober 2018
      Kang Haji Ace Hasan Syadzily: Ngora, Nyunda, Nyantri, Nyakola

      Kang Haji Ace Hasan Syadzily: Ngora, Nyunda, Nyantri, Nyakola

      5 September 2018
      Urbanisasi dan Kesenjangan Kota-Desa

      Urbanisasi dan Kesenjangan Kota-Desa

      11 Maret 2018
      Arafah, Haji, dan Kemanusiaan Kita

      MELAYANI TAMU ALLAH : Catatan Penyelenggaraan Haji Tahun 2018

      4 September 2018
      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial

      Meningkatkan Profesionalitas Pekerja Sosial

      3
      Arafah, Haji, dan Kemanusiaan Kita

      MELAYANI TAMU ALLAH : Catatan Penyelenggaraan Haji Tahun 2018

      1
      Ratusan Warga Terdampak Kebakaran TPAS Sarimukti Terima Bantuan Sembako

      Ratusan Warga Terdampak Kebakaran TPAS Sarimukti Terima Bantuan Sembako

      1
      Keren Pisan, “Bapak Bansos” Kang Haji Ace Salurkan Bansos Rp. 173 Miliar di Bandung Barat

      Keren Pisan, “Bapak Bansos” Kang Haji Ace Salurkan Bansos Rp. 173 Miliar di Bandung Barat

      1
      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau

      KESADARAN GEOPOLITIK

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhannas sebut pengaktifan Wakil Panglima TNI langkah tepat

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      14 Oktober 2025
      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      9 Oktober 2025

      Recent News

      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau

      KESADARAN GEOPOLITIK

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhannas sebut pengaktifan Wakil Panglima TNI langkah tepat

      Lemhanas Ingatkan Keterbukaan Informasi Tanpa Ketahanan Digital Bisa Jadi Ancaman

      14 Oktober 2025
      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      Lemhannas: Studi Agama Perkuat Semangat Kebangsaan

      9 Oktober 2025

      instaragram

      Ace Hasan Syadzily

      ACE HASAN SYADZILY, dengan nama lengkap Tubagus Ace Hasan Syadzily, lahir di Pandeglang Banten 19 September 1976. Lahir dari pasangan KH Tb A. Rafei Ali dan Hj Siti Sutihat. Dibesarkan dalam tradisi Pesantren yang kental dan aktivitas politik yang sangat kuat.

      Browse by Category

      • Berita Terkini
      • kegiatan
      • News
      • OPINI

      Recent News

      Lemhannas: Perlu evaluasi soal lulusan pendidikan siswa barak militer

      DIPLOMASI PRESIDEN PRABOWO

      27 Oktober 2025
      Gubernur Lemhanas Akan Beri Masukan ke Presiden Soal Polemik 4 Pulau

      KESADARAN GEOPOLITIK

      27 Oktober 2025

      copyright © 2018 ace-hasan.com web by ocitraz

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Profil
        • Tentang AHS
        • Biodata Singkat (Indonesia)
        • Biodata Singkat (English)
      • Kegiatan
      • Berita
      • Opini
      • Konferensi Pers
        • online
      • Akademik
        • Tugas kuliah
        • Bahan Kuliah
        • Buku
        • Belajar Online
      • Galeri
        • Foto
        • Video
      • Hasil Seleksi
        • Beasiswa
        • Pelatihan Vokasi
      • Kontak

      copyright © 2018 ace-hasan.com web by ocitraz

      Login to your account below

      Forgotten Password?

      Fill the forms bellow to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In