Jakarta – Juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily membantah Sudirman Said yang menilai tata kelola pemerintah Jokowi saat ini salah satu yang terburuk. Menurut Ace, Jokowi sudah membuat tata kelola pemerintah yang lebih akuntabel.
“Pemerintahan Jokowi telah membuat tata kelola pemerintahan lebih akuntabel. Reformasi birokrasi yang terus dilanjutkan, penggunaan e-planning, e-budgeting, e-catalog, dan pembentukan Tim Siber Pungli merupakan upaya yang serius menuju pemerintahan yang bersih,” ucap Ace Hasan kepada wartawan, Selasa (1/1/2019).
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, menilai indeks persepsi korupsi (IPK) yang jalan di tempat saat kepemimpinan Jokowi. Politisi Golkar itu mengatakan tidak benar semua tugas pemberatasan korupsi disalahkan Jokowi.
Padahal, kata Ace Sudirman Said pernah berada di pemerintah Jokowi saat menjabat Menteri ESDM. Ketika itu, Sudirman mengetahui tata kelola niaga migas dibenahi oleh Jokowi, salah satunya pembubaran Petral yang dianggap keberanian seorang presiden.
“Seharusnya beliau mengetahui bahwa pada masa Pak Jokowi ini tata kelola niaga migas, terutama BBM, dibenahi sedemikian rupa. Di era Pak Jokowi, Petral yang selama ini menjadi penyalur pasokan migas dalam negeri dibubarkan. Ini merupakan keberanian yang luar biasa dari seorang Presiden,” jelas Ace.
Pembubaran Petral, menurut Ace ada efesiensi anggaran Rp 250 miliar per hari dari pengadaan minyak. Hal itu juga disebut Ace pernah disampaikan Sudirman Said yang menilai Jokowi pemimpin yang tegas.
“Dengan dibubarkannya Petral, ada efesiensi Rp 250 Milyar per-hari dari pengadaan minyak. Itu pernah disampaikan Pak Sudirman sendiri saat beliau menjadi Menteri ESDM. Dan waktu itu beliau mengatakan bahwa hanya Pak Jokowi lah pemimpin yang berani dan tegas,” tutur dia yang menirukan ucapan Sudirman Said.
Sudirman Said sebelumnya mengkritik pengelolaan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Poin yang dikritik indeksi korupsi yang dinilai stagnan dan indeks demokrasi di Indonesia, juga turun saat ini.
“Indeks-indeks lain misalnya indeks demokrasi turun, indeks pembangunan manusia turun, ini kan menunjukkan semua ada pelemahan institusi istilahnya, check and rechek itu turun, suara kampus tidak kedengaran, suara media tidak kedengaran,” kata Sudirman di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/12).
Sumber : Detik.com