JAKARTA – Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada tim sukses yang menyebarkan propaganda asing yakni propaganda Rusia. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat deklarasi Alumni di Tugu Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 2 Februari kemarin.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-KH. Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menganggap apa yang disampaikan Jokowi model propaganda yang sering disebut Firehose of Falsehood.
“Model propaganda ini digunakan oleh Donald Trump dalam Pilpres AS dan juga menjelaskan kemenangan Jair Bolsonaro di Brazil,” kata Ace saat dihubungi SINDOnews, Minggu (3/2/2019).
Ace menuturkan, propaganda ala firehose of falsehood memiliki ciri: pertama, berusaha mendapatkan perhatian media dengan pernyataan dan tindakan yang konyol dan mengundang kontroversi. Kedua, melemparkan pernyataan-pernyataan yang bentuknya partial truth, misleading clain dan bahkan bohong. “Tujuannya menghilangkan kepercayaan pada data obyektif dan merusak kredibilitas sumber data,” ujar dia
Ketiga, lanjut Ace, pernyataan itu dikeluarkan secara berulang ulang dan terus menerus sehingga menjangkau banyak orang. Keempat, menuduh lawan politik melakukan kebohongan. Kelima, menyentuh sisi-sisi sentimen/emosional dengan menebar kebecian, keterancaman dan ketakutan untuk membuat masyarakat bersikap konservatif.
Menurut Ace, apa yang dilakukan paslon 02 mirip dengan strategi propaganda Firehose of Falsehood yang juga digunakan Donald Trump. Sandiwara 1000 titik digelar dengan cara-cara menarik perhatian mulai dari tempe, sampai pete. Retorika Prabowo juga jelas meniru Trump mulai dari istilah Make Indonesia Great Again sampai dengan menebar propaganda ketakutan: Indonesia Bubar sampai Indonesia Punah.
“Semua retorika paslon 02 juga mengangkat soal situasi yang dianggap terpuruk, krisis dan juga dibawah ancaman asing dan asing. Dengan penebar sentimen ketakutan ini, maka bisa ditebak maka mereka akan mengangkat figur Prabowo sebagai penyelamat dari situasi krisis. Inilah framing yg dibangun melalui Firehose of falsehood,” ungkapnya.
Politikus Partai Golkar ini menganggap, dengan membongkar strategi propaganda ini, Jokowi sedang mengingatkan rakyat agar tidak tertipu oleh model propaganda seperti itu. Selain itu, Jokowi memberi peringatan terhadap bahaya penggunaan propaganda seperti ini karena bisa memecah belah dan mengadu domba rakyat.
“Sangat besar ongkos yang dipertaruhkan jika elite politik untuk kepentingan pragnatisme politik menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenanngan,” pungkasnya.
Sumber : Sindonews.com