Anggota MPR RI, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara majemuk, beragam dan penuh perbedaan. Meski begitu, perbedaan ini bukanlah perpecahan.
“Kita ini negara yang sangat luas. Negara yang majemuk. Ada ratusan suku, ada Jawa, Sunda, Batak, Dayak. Jadi kita ini beragam,” jelas Ace pada acara Sosialisasi Empat Pilar kepada pendamping PKH Kabupaten Bandung Barat, Selasa (16/2/2021) di Ngamprah, Bandung Barat.
“Akang dan Teteh bayangkan, kita satu rumah saja tapi mimpinya beda. Apalagi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar. Pertanyaannya, apakah perbedaan itu kita anggap perpecahan? Tentu tidak. Perbedaan itu menjadi kekuatan untuk bergerak,” lanjutnya.
Politisi Partai Golkar ini juga mengingatkan empat tujuan negara sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi UUD 1945.
“Kenapa kita disuruh pemerintah pakai masker. Kenapa dipaksa menjaga jarak. Kenapa disuruh mencuci tangan. Kenapa dibuat aturan-aturan ini? Tujuannya apa? Melindungi segenap tumpah darah. Ini adalah perintah konstitusi,” terang Ace.
Tujuan negara yang kedua adalah memajukan kesejahteraan umum. Yang ketiga adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan yang keempat melaksanakan ketertiban dunia.
Dalam kesempatan itu, Ace Hasan juga mengajak para SDM PKH untuk terus menerapkan protokol kesehatan menghadapi Covid 19. Menurutnya, pendamping PKH punya peran penting untuk mengajak masyarakat menerapkan prokes Covid 19.
“Agar kita lebih waspada. Agar kita menerapkan protokol kesehatan. Karena sekarang ini banyak kasus terjadi karena kita tidak mematuhi prokes. Saya berharap SDM PKH dalam melayani masyarakat juga menerapkan prokes. Saya tentu berharap para pendamping PKH menjadi contoh prokes bagi masyarakat,” pungkas Ace.
Sementara itu, Sri Dustirawati, Kadis Sosial Kabupaten Bandung Barat tidak menampik bahwa pandemi Covid telah memukul kondisi ekonomi masyarakat. Untuk menghadapi kondisi pandemi ini, Pemkab Bandung Barat terus mengupayakan kesejahteraan masyarakat melalui kewirausahaan sosial.
“Kami berkerja sama dengan perguruan tinggi untuk program kewirausahaan sosial. Ini merupakan langkah kita karena bisa mengajak masyarakat membangun usaha,” ujar Sri Dustirawati. []