Bandung, banjir di Kecamatan Dayeuhkolot selalu terjadi di musim hujan. Hal ini mengundang keprihatinan dari Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily. Wakil rakyat dari Dapil Bandung itu bersama Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) menyalurkan bantuan 5 unit perahu karet dan 30 pelampung, Rabu (11/3/2020), di Kantor Kecamatan Dayeuhkolot.
“Kedatangan saya kesini merupakan lanjutan dari kunjungan saya dengan Pak Kepala BNPB di hulu Sungai Citarum. Kami ingin menyelesaikan masalah banjir dan program Citarum Harum secara komprehensif dan terintergasi. Dari hulu hingga hilir,” ujar Ace.
“Komitmen saya sejak awal, saya ingin pendekatan komprehensif dalam menangani bencana banjir di Kab Bandung. Jangan sampai rakyat yang jadi korban dari tidak adanya sinergi dari berbagai pengambil kebijakan”, lanjut Ace.
Sebagai daerah yang selalu terdampak banjir, Ace meminta pemangku kebijakan untuk memberikan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat.
“Intinya, kami sangat perhatian terhadap penanganan bencana. Masyarakat harus memiliki kesiapsiagaan bencana. Berbagai program yang ada harus benar-benar membantu masyarakat yang terdampak bencana”, lanjut Ace.
Direktur Bantuan Darurat BNPB Jarwansyah, menuturkan bahwa pihaknya akan menanti usulan bantuan selanjutnya seperti perahu kayu.
“Kalau perahu kayu, diusulkan ke kita. Bisa dibuat disini, bisa lebih banyak. Kebutuhan sini silahkan diajukan”, kata Jarwansyah.
Sampaikan Apresiasi
Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas pemberian 5 unit perahu karet. Djohara menyampaikan bahwa bencana yang terjadi di Kabupaten Bandung tidak hanya banjir, tetapi angin puting beliung dan tanah longsor. Ia menyebut bahwa banjir kali ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
“Kondisi Bandung, kalau musim hujan kebanjiran, kalau musim kemarau kekeringan”, kata Djohara.
“Sejak berfungsinya Curug Jompong, biasanya kalau banjir bisa seminggu, sekarang tiga hari sudah surut”, lanjut Djohara.
Meski begitu, Djohara tetap menghimbau masyarakat untuk tetap siaga banjir karena intensitas hujan diperkirakan masih tinggi.
“Antara Maret sampai April kita terus siaga. Dengan kondisi cuaca yang ekstrem, kita tetap siaga”, ujar Djohara.
Camat Dayeukolot, Haris Taupik mengungkapkan dari 5 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Dayeukolot, terdapat 4 desa yang selalu kebanjiran. Pihaknya pun telah menyiapkan fasilitas bagi warga terdampak banjir.
“Kecamatan menyediakan fasilitas trauma healing bagi korban banjir. Juga fasilitas terutama untuk lansia dan balita”, kata Haris.
Ace bersama tim BNPB juga meninjau langsung fasilitas Gedung Pengungsian yang terdapat di Desa Dayeukolot. Yayan Setiana, Kepala Desa Dayeuhkolot menyebut bahwa banjir kali ini lebih cepat surut.
“Setelah ada Curug Jompong, banjir yang tinggi cepat surut. Tapi biasanya turunnya tinggal 50 cm. Nah, itu biasanya agak lama turunnya lagi”, ungkap Yayan.
Yayan mengungkap jika selama ini telah menganggarkan perahu dari Dana Desa. Namun hal itu masih dirasa kurang.
“Kita sudah anggarkan perahu dari Dana Desa 15 unit. Tapi masih kurang pak. Jadi perahu kecil kita masih butuh”, lanjut Yayan.
Yayan juga menambahkan bahwa desanya sangat membutuhkan pembangunan pintu air di tepi Sungai Citarum. Jika terdapat pintu air, lanjut Yayan, maka luapan air sungai yang menyebabkan banjir dapat diantisipasi.