Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily menyoroti kenaikan biaya transportasi haji tahun ini. Menurutnya, kenaikan biaya penerbangan sebesar Rp 4 juta terlalu tinggi.
“Dari sejak diusulkan, saya menyoroti berbagai komponen biaya haji terutama transportasi udara yaitu biaya penerbangan. Yang diusulkan ini terlalu mahal. Kenaikannya terlalu tinggi dibanding tahun yang lalu hingga 4 juta,” kata Ace kepada wartawan, Jumat (27/1/2023).
Menurut Ace, usulan biaya penerbangan menjadi Rp 33 juta terlalu besar dari angka tahun lalu Rp 29 juta. Ace meminta usulan itu diturunkan karena dinilai tidak rasional.
“Usulan ini harus dirasionalisasi. Harus ada penjelasan mengapa usulannya sebesar itu. Nilai sebesar Rp 33 juta ini terlalu tinggi. Kami akan minta diturunkan usulan itu. Tidak rasional,” kata Ace.
Lebih lanjut, Ace menyadari bahwa penggunaan pesawat memang tergantung biaya avtur. Namun dia ingin penjelasan lebih lanjut.
“Kami harus tahu mengapa bisa sebesar itu. Memang dalam penggunaan pesawat untuk haji ini tergantung biaya avtur,” sebut dia.
Tanggapan Garuda
Mengenai biaya penerbangan ini juga sempat disorot oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Diah Pitaloka. Dia menyebut ongkos pesawat itu naik dari tahun lalu.
“Kemarin Kemenag mengeluarkan biaya penerbangan kurang lebih Rp 33 juta, tahun lalu Rp 29 juta,” kata Diah di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kemudian merespons dorongan ‘turun harga’ dari Komisi VIII DPR sebagai komponen biaya penerbangan dalam penyelenggaraan ibadah haji 2023. Irfan blak-blakan pihaknya tak akan mengambil untung gila-gilaan terkait ibadah haji.
“Ini masih diskusi, banyak permintaan dari anggota DPR komisi VIII untuk kita menurunkan harga. Saya mengatakan mari kita bicara. Kami sangat terbuka, karena pada akhirnya semua itu kan persoalan scoop of work dan komponen-komponen cost kita,” kata Irfan usai rapat bersama Komisi VIII DPR dan Kemenag di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1).
“Kita bagian dari bangsa ini loh. Kita bukan ingin memanfaatkan ibadah haji untuk kepentingan meningkatkan pendapatan berlebihan, gitu, ya,” imbuhnya.